Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI SINGAPURA Ditopang Sektor Farmasi

SINGAPURA--Produksi industri Singapura meningkat untuk pertama kalinya dalam empat bulan pada November karena pabrikan memproduksi lebih banyak barang-barang farmasi, yang melawan merosotnya barang-barang elektronik. 

SINGAPURA--Produksi industri Singapura meningkat untuk pertama kalinya dalam empat bulan pada November karena pabrikan memproduksi lebih banyak barang-barang farmasi, yang melawan merosotnya barang-barang elektronik. 

 
Dewan Pembangunan Ekonomi Singapura melaporkan, Rabu (26/12), industri manufaktur naik 3,1% dari tahun sebelumnya setelah yang direvisi 5,1% turun pada Oktober. 
 
Sedangkan survei median Bloomberg dari 13 ekonom meningkat 4,8%. Data dari Amerika Serikat dan China menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada negara-negara dengan perekonomian terbesar dunia bisa menggenjot permintaan barang-barang di Singapura. 
 
Di sisi lain, negara-negara Asia Tenggara bulan ini menandatangani negosiasi tentang perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan Uni Eropa, guna memperdalam akses ke pasar-pasar luar negeri.
 
"Permintaan dari AS, China, dan Eropa akan meningkat, tapi paling cepat pada semester kedua tahun 2013," kata Michael Wan, analis Credit Suisse Group AG yang berbasis di Singapura.
 
Menurutnya, masih terdapat masalah struktural yang harus diselesaikan, misalnya fiscal cliff di AS. "Mengacu pada paduan kenaikan pajak dan pemotongan anggaran belanja yang akan diterapkan pada 1 Januari mendatang apabila anggota parlemen tidak membentuk kesepakatan anggaran," jelasnya.
 
Dolar Singapura menurun 0,2% ke S$1,2237 terhadap mitranya AS pada pukul 12.25 waktu setempat.
 
Produksi meningkat disesuaikan secara musiman 1,9% dari bulan sebelumnya, ketika naik direvisi 1,2%.
 
Sementara itu, data menunjukkan produksi elektronik menurun 2,3% dari tahun sebelumnya pada November, ketika produksi farmasi naik 13,2%. Sementara barang-barang kimia naik 5,2%. (Winda Rahmawati/sut)
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper