JAKARTA - Wakil Presiden periode 2004-2009 Muhammad Jusuf Kalla atau akrab JK dikomentari para tokoh Indonesia. Mereka menuturkan pengalamannya berinteraksi dengan mantan Ketua Umum Golkar itu secara blak-blakan.Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengatakan pesona seorang JK setelah tidak berada di pemerintah tidak semakin memudar. Pesona kepemimpinan JK justru semakin bersinar pasca-lengser sebagai wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono."Kita bisa pelajari bersama, kenapa pesonanya terus hidup? Karena kita kekurangan pemimpin, kita nggak punya pemimpin. Kalau banyak, pasti akan banyak pesona-pesona lainnya," ujar Fahmi dalam peluncuran buku JK Ensiklopedia, di Hotel Dharmawangsa Jakarta, Selasa malam (18/12).Dia menilai, rakyat Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki pemikiran seperti yang rakyat pikirkan. JK memiliki kemampuan untuk itu sejak Fahmi mengenalnya semasa menjadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) hingga menjadi menteri.Sebagai wakil presiden, lanjutnya, JK selalu menelepon bawahannya untuk memastikan kinerja para menteri. JK sering menanyakan progres dari program kerja bawahannya dengan teliti.Fahmi mengenal sosok JK sebagai orang yang ptaktis. JK selalu membawa pena bermerek 'Pilot' yang murah tetapi bagus untuk menulis. Dia sangat ingat JK orang yang fair, jika ada yang harus diluruskan JK akan menjadi orang terdepan."JK selalu bilang, sebagai menteri memang banyak yang harus diluruskan, aturan diubah itu tidak apa-apa. Yang tidak boleh dirombak itu hanya Al-Quran dan Injil," ungkapnya.Mantan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Ginandjar Kartasasmita mengatakan JK adalah orang yang berbeda dengan politisi lainnya. JK terlebih dulu menjadi pengusaha sukses lalu menjadi politisi.Tidak seperti politisi-politisi lain yang memupuk kekayaan dengan jalan menjadi politisi. Mereka akan menjadi pengusaha ketika karir politiknya selesai."Kalau JK sudah kaya baru menjadi politisi. Sejak muda dia sudah berbisnis, orang tuanya saudagar kaya. Dia tidak hanya berdagang, tapi memikirkan bagaimana cara mempercepat pembangunan," kata dia.Sebagai pengusaha sukses, lanjutnya, JK tidak memanfaatkan kedekatan dengan pengusasa. Dia membangun usahanya dengan kekuatannya sendiri tanpa ikut campur urusan pemerintahan pada masa Orde Baru.Ginandjar mengungkapkan sosok JK sangat bisa dijadikan panutan bagi generasi muda yang haus akan sosok pemimpin. Dia memuji JK adalah pemimpin yang selalu berbicara apa adanya. Orang mendengarkan JK tidak memerlukan banyak interpretasi untuk memahaminya.Dia juga memuji gaya kepemimpinan JK yang berani. Baginya, keberanian JK dalam mengambil keputusan tidak populer patut dijadikan contoh. Misalnya ketika pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) JK berada di garda terdepan yang mengumumkan kepada masyarakat.Ketika itu JK adalah ketua umum Golkar. Dia bahkan tidak memperdulikan citra partai akan ikut terpuruk dengan kebijakan tidak populis itu. Namun, JK tak bergeming. Golkar tentu harus mengalami efek dari ketua umumnya.Namun, Ginandjar berujar bahwa karakter seperti itu justru baik. JK bisa mengesampingkan kepentingan partai demi kepentingan rakyat banyak. Demi kepentingan Indonesia ke depan.Banyak manajer yang bukan seorang pemimpin. Begitu pula sebaliknya, banyak pemimpin yang bukan merupakan seorang manajer. Namun, sosok JK di mata Ginandjar adalah pemimpin sekaligus manajer."JK itu pemimpin politik yang unik. Tidak banyak yang seperti itu. JK itu belum selesai perjalanannya. Berhenti dari pemerintahan malah semakin populer. Barangkali karena keiklasan dan bersahajanya," tegasnya.Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengaku bersahabat dengan JK sejak tahun 1966. Mereka bersahabat sejak sama-sama menjadi mahasiswa hingga sama-sama menjadi pejabat."Kami bersahabat yang selalu berlawanan dalam debat. Kami selalu berdebat, segala konsep ekonomi selalu berbeda," tuturnya.Dia mengisahkan ketika krisis ekonomi 1997-1998 misalnya, dia dan JK berseberangan dalam penyikapannya. Sofjan yang hampir kolaps karena terkena dampak krisis ekonomi, JK justru menikmati karena ekspor dari Indonesia Timur meningkat dan membuat pundi-pundi usahanya semakin besar.Bahkan demi JK, Sofjan harus berselisih pamah dengan sang kakak, Yusuf Wanandi. Mereka berselisih akibat Sofjan mendukung JK mendampingi SBY di pilpres 2004, sedangkan sang kakak mendukung Megawati Soekarnoputri."Abang saya tidak setuju JK jadi wapres. Sampai ibu saya yang mendamaikan," urainya.Di mata Sofjan, sosok JK adalah orang yang keras dan sulit dibantah. Terutama ketika JK memiliki keyakinan yang kuat terhadap kebenaran atas apa yang dilakukannya.Ketika menjadi wapres, lanjut Sofjan, JK pernah memarahinya akibat pendapat yang berseberangan dengan pemerintah. Namun, Sofjan mengatakan kepada JK bahwa tidak selamanya kebijakan yang diambil itu benar. Sehingga butuh kontrol yang baik dari masyarakat."Dia itu orang yang tidak pernah hati-hati. Tidak ada rasa takut. Apalagi kalau dia yakin benar. Dia teman yang luar biasa," tegasnya.Menanggapi hal itu, JK mengaku berterima kasih kepada rekan-rekannya yang memberikan komentar. Baginya, semua teman merupakan bagian dari hidup seorang JK."Bagi saya itu pengalaman-pengalaman saya, selama 35 tahun menjadi pengusaha, 10 tahun di pemerintahan dan 3 tahun di aktivitas sosial," kata JK. (28/Bsi)
BUKU JK ENSIKLOPEDIA: Ini dia kesaksian para tokoh tentang Jusuf Kalla
JAKARTA - Wakil Presiden periode 2004-2009 Muhammad Jusuf Kalla atau akrab JK dikomentari para tokoh Indonesia. Mereka menuturkan pengalamannya berinteraksi dengan mantan Ketua Umum Golkar itu secara blak-blakan.Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annisa Margrit
Editor : Puput Jumantirawan
Topik
Konten Premium