JAKARTA: Ada dua pernyataan yang kerap terdengar jika pembicaraan mengarah kepada topic Pilpres 2014. “Ah…dia lagi, dia lagi..” atau “Belum ada figure alternative…”
Boleh jadi. Nama Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Hatta Rajasa, Wiranto, Hidayat Nur Wahid, Hamengkubuwono, Akbar Tandjung. Kalaupun ada nama lain, merekapun wajah lama yang kali ini mencalonkan diri. Setujukah anda dengan calon itu menjadi presiden Indonesia?
Kasus kemenangan Joko Widodo pada Pemilihan Gubernur DKI 2012 atau Pilpres 2004 saat Susilo Bambang Yudhoyono menang pertama kali, boleh jadi, melatarbelakangi kedua pernyataan di atas. Mereka menginginkan orang baru, yang rekam jejaknya lebih menjanjikan.
Atau bukan dari orang yang selama ini berkiprah di pentas politik Indonesia. Bukan dari kalangan politisi partai. Sosoknya lebih menggambarkan kepedulian pada orang kebanyakan, tidak materialistis, tegas, omongannya mudah diikuti, ada kepercayaan, tidak memiliki kasus.
Itulah mengapa sosok seperti Joko Widodo (Jokowi) menjadi mudah diterima warga Jakarta. Semua ukuran di atas begitu mudah terlihat dari sosok Jokowi. Sekuat apapun upaya untuk menggagalkan laju Jokowi –yang hanya didukung dua partai PDIP dan Gerindra—Jokowi tetap tampil sebagai pemenang.
Apalagi, sosok yang selama ini mendapatkan kepercayaan menjadi pimpinan di negeri ini, ternyata justru menimbulkan luka baru, yang justru lebih menyusahkan dan menyakitkan. Korupsi muncul di mana-mana. Janji-janji masa kampanye, ditelantarkan.
Maka, tidak terlalu mengherankan, bila kemudian polling tidak selalu memberikan hasil yang konstan. Sosok yang menduduki posisi teratas, selalu berubah-ubah. Bahkan muncul kejutan. Misalnya, munculnya Mahfud MD. Sosok yang memperlihatkan ‘tongkrongan’ yang berbeda, rada ‘pinggiran’.
Kini, masyarakat seperti enggan terperosok lagi. Sikap itu membuat masyarakat lebih berhati-hati menentukan tokoh yang bakal jadi pimpinan mereka. Kondisi itu pula yang membuat sosok yang dipilih menjadi terkesan beragam. Itulah cermina masyarakat kini mencari sosok lain: yang lebih oke. Jokowi? (msb)
Hasil polling beberapa lembaga/institusi
Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) 3-8 Oktober 2011
Prabowo Subianto 28% |
Mahfud MD 10,6% |
Sri Mulyani 7,4% |
Aburizal Bakrie 6,8% |
Said Akil Siradj 6% |
Din Syamsuddin 5,22% |
Pramono Edhie Wibowo 4,2% |
Jusf Kalla 4,0% |
Djoko Suyanto 3,2% |
Hatta Rajasa 2,8% |
Surya Paloh 2,5% |
Jaringan Suara Indonesia (JSI) 10–15 Oktober 2011
Megawati Soekarnoputri 19,6% |
Prabowo Subianto 10,8% |
Aburizal Bakrie 8,9% |
Wiranto 7,3% |
Hamengkubowono X 6,5% |
Hidayat Nur Wahid 3,8% |
Surya Paloh 2,3% |
Sri Mulyani Indrawati 2,0% |
Kristina Herawati 1,6% |
Hatta Rajasa 1,6% |
Anas Urbaningrum 1,5% |
Sutanto 0,2% |
Djoko Suyanto 0,2% |
Reform Institute Oktober 2011
Aburizal Bakrie 12,58% |
Prabowo Subianto 8,46% |
Jusf Kalla 7,06% |
Hidayat Nur Wahid 5,17% |
Kristiani Herawati 4,13% |
Center for Policy Studies and Strategic Development
22 Januari-2 Februari 2012
Prabowo Subianto 16,4% |
Hatta Rajasa 14,6% |
Aburizal Bakrie 13,5% |
Megawati Soekarnoputri 13% |
Akbar Tanjung 12,7% |
Lembaga Survei Indonesia (LSI) 1–12 Februari 2012
Megawati Soekarnoput 22,2% |
Prabowo Subianto 16,8% |
Aburizal Bakrie 10,9% |
Wiranto 10,6% |
Hatta Rajasa 5,4% |
Nama lain 10,3% |
Tidak memilih 23,8% |
Asia Pacific Association of Political Consultant (APAPC) April 2012
Prabowo Subianto 20,0% |
Aburizal Bakrie 18,0% |
Hamengkubuwono X 11,0% |
Hatta Rajasa 6% |
Kristiani Herawati 6% |
Surya Paloh 5% |
Mahfud MD 3% |
Dahlan Iskan 2% |
Djoko Suyanto 1% |
Pramono Edhie Wibowo 1% |
Tidak memberikan suara 23% |
Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) 14–24 Mei 2012
Prabowo Subianto 25,8% |
Megawati Soekarnoputri 22,4% |
Jusuf Kalla 14,9% |
Aburizal Bakrie 10,6% |
Surya Paloh 5,3% |
Wiranto 4,6% |
Hamengkubuwono X 3,7% |
Sri Mulyani Indrawati 2,1% |
Hidayat Nur Wahid 1,8% |
Kristiani Herawati 1,8% |
Akbar Tanjung 1,3% |
Djoko Suyanto 1,0% |
Pramono Edhie Wibowo 0,9% |
Lingkaran Survei Indonesia(LSI) 2-11 Juni 2012
Megawati Soekarnoputri 18,3% |
Prabowo Subianto 18,0% |
Aburizal Bakrie 17,5% |
Hatta Rajasa 6,8% |
Kristiani Herawati 6,5% |
Lembaga Survei Nasional 10–20 Juni 2012
Megawati Soekarnoputri 18,0% |
Prabowo Subianto 17,4% |
Aburizal Bakrie 17,1% |
Wiranto 10,2% |
Mahfud MD 7,3% |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel