Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILIHAN PRESIDEN: Pemilu 2014 pertarungan generasi muda dan tua

SEMARANG –  Kalangan partai politik diminta untuk berpikir rasional dalam menjagokan figur calon presiden, harus sesuai keinginan publik.

SEMARANG –  Kalangan partai politik diminta untuk berpikir rasional dalam menjagokan figur calon presiden, harus sesuai keinginan publik.

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro M Yulianto mengingatkan Pilpres 2014 akan diwarnai pertarungan antara dua kelompok figur, yakni figur muda melawan figur tua dan figur elitis melawan figur populis.

"Kalangan parpol harus berpikir rasional dalam menjagokan capres pada Pipres 2014 sesuai keinginan publik, seperti melihat kapasitas, kemampuan, dan kapabilitas," kata Yulianto di Semarang, Rabu (12/12/2012).

Menurutnya capres dari kalangan generasi tua didominasi muka-muka lama yang mengandalkan pengalaman dan jam terbang di perpolitikan akan berhadapan dengan capres dari generasi muda dengan semangat regenerasi.

Capres dari generasi muda lebih mengandalkan performa dan kreasi yang menjanjikan transformasi dalam segala proses kepemimpinan, sangat berbeda dengan tradisi gerontokrasi atau kekuasaan oleh orang-orang tua.

Ia mengatakan masyarakat saat ini nampaknya cenderung bosan dengan tradisi gerontokrasi dan merindukan capres dari generasi muda seiring tuntutan zaman yang menginginkan proses regenerasi kepemimpinan berjalan baik.

Beberapa nama dari muka lama yang meramaikan bursa capres, kata dia, seperti Megawati Soekarno Putri dan Wiranto, sementara Prabowo Subianto masih dianggap mewakili kalangan generasi muda yang merindukan regenerasi.

"Saya masih melihat Prabowo Subianto itu masuk dalam figur yang mewakili generasi muda, bukan generasi tua. Dilihat dari usia dan pengalaman politiknya maju sebagai capres pada pemilu-pemilu sebelumnya," katanya.

Di sisi lain, kata pengajar FISIP Undip itu, capres dari figur elitis juga akan terlihat jelas saling berhadapan dengan capres dari figur populis yang selama ini secara umum dianggap mampu memenuhi peran publik.

Ia menyebutkan beberapa nama yang menonjol dari kalangan populis, seperti Hidayat Nur Wahid, Dahlan Iskan, dan Joko Widodo yang dari segi usia juga lebih muda dan selama ini kerap melakukan gebrakan kontroversial.

Tampilnya capres dari kalangan muda dan populis, kata dia, sepertinya lebih diinginkan masyarakat untuk kepemimpinan Indonesia pada periode mendatang dan kecenderungan itu harus ditangkap secara baik oleh parpol.

"Harus diakui kalau sebagian besar parpol masih mengandalkan tradisi gerontokrasi, salah satunya ditandai kepemimpinan satu tokoh yang menjadi pimpinan partai secara terus menerus yang menghambat regenerasi," katanya.

Padahal, kata dia, selama ini jalur ampuh untuk maju sebagai capres memang dari parpol, sebab jalur independen sampai saat ini belum memungkinkan dan di banyak negara juga terbukti gagal. (Antara/Endot Brilliantono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Reporter 1
Sumber : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper