Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI CHINA Dibayangi Pelemahan Laju Kredit

BEIJING—Proyeksi melemahnya kredit pinjaman baru Yuan China pada bulan lalu  menghambat laju pemulihan perekonomian negara terbesar kedua di dunia tersebut setelah mengalami perlambatan tujuh kuartal.

BEIJING—Proyeksi melemahnya kredit pinjaman baru Yuan China pada bulan lalu  menghambat laju pemulihan perekonomian negara terbesar kedua di dunia tersebut setelah mengalami perlambatan tujuh kuartal.

Berdasarkan situs resmi Bank Rakyat China (PBOC), bank memperpanjang pinjaman mata uang lokal sebesar 522.9 billion Yuan atau US$84 miliar. Angka itu dibandingkan dengan perkiraan median survery Bloomberg menurut 30 ekonom sebesar 550 miliar Yuan dan 562,2 miliar Yuan dalam bulan yang sama tahun lalu.

Data bulan ini  dan bulan November dinilai lebih rendah dari ekspektasi keuntungan ekspor, sangat kontras dengan outpout industri dan angka penjualan ritel yang melampaui proyeksi para analis.

Pemerintah ekonomi China mungkin menjadwalkan pertemuan pada bulan ini untuk memetakan kebijakan 2013 termasuk target pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan kecepatan kepemimpinan baru Presiden Xi Jinping dalam menakhodai Partai Komunis.

Ekonom Senior Credit Agricole CIB di Hongkong Dariusz Kowalczyk mengatakan data tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih lambat ke depannya.

"Pemerintah nampak santai dengan pendanaan dan laju pertumbuhan ekonomi yang mungkin bisa memperlambat pada kuartal ini," katanya seperti dikutim Bloomberg, Selasa (11/12).

Tolok ukur saham dalam Index Harga Shanghai jatuh sebesar 0,4% pada pukul 10.23 waktu setempat. Indeks tersebut turun sebesar 5,3% pada tahun ini hingga kemarin.

Keseluruhan pembiayaan, indikator yang dirancang untuk mengambil sumber pendanaan lainnya selain dari pinjaman bank seperti pinjaman trust, obligasi, dan penerbitan saham adalah sebesar 1,14 triliun yuan pada bulan November.  Ini merupukan angka terendah sejak Agustus dan dibandingkan dengan 1,29 triliun yuan pada Oktober dan 958,1 miliar yuan pada November pada 2011.

Memperluas Pembiayaan

Hoitong Securitas Co., Everbright Securitas Co., dan China Merchants Securitas Co. adalah 3 mdi antara 10 broker yang memenangi persetujuan pada bulan lalu untuk menanggung penjualan obligasi atas pasar antar bank China untuk memperluas pembiayaan hutang.

Berdasarkan data Bank sentral, pinjaman baru Yuan pada bulan lalu dibandingkan dengan 505 miliar yuan yang diperpanjang hingga Oktober, merupakan angka terendah pada tahun ini.

Biro statistik melaporkan, output industri naik 10,1% pada bulan November dari tahun sebelumnya dan pertumbuhan penjualan ritel melaju hingga 14,9%, sedangkan inflasi sebesar 2%. 

Data administrasi bea cukai kemarin menunjukkan ekspor meningkat 2,9% pada bulan lalu dari tahun sebelumnya, sementara itu impor tidak mengalami perubahan.

Bank sentral memangkas suku bunga pada bulan Juni dan Juli serta memungkinkan bank untuk menawarkan diskon lebih besar pada kredit pinjaman. Ini bertujuan untuk mengurangi beban pembayaran bagi perusahaan yang merugi karena meningkatnya pembiayaan dan menurunnya penjualan di tengah perlambatan perekonomian.

PBOC menurunkan rasio persyaratan cadangan bank sebanyak tiga kali dari November 2011 hingga Mei, sejak saat itu bank tersebut lebih memilih untuk menambahkan uang tunai ke dalam sistem keuangan yang menggunakan reverse repurchase agreements (perjanjian pembelian kembali terbalik). (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Sutarno
Sumber : Bloomberg / Winda Rahmawati

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper