JAKARTA: Warga Nahdliyyin, kaum Ahlussunnah wal Jamaah dan para simpatisan Nahdlatul Ulama diminta kembali dan membesarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai satu-satunya saluran aspirasi politik mereka.Hal itu dikemukakan KH Ma’ruf Amin pada tasyakuran penganugerahan gelar kehormatan Doctor Honoris Causa di bidang Hukum Ekonomi Syariah oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang digelar oleh DPP Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta baru-baru ini, seperti tertulis dalam siaran pers DPP PKB yang diterima Bisnis (08/07/2012).Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Pusat ini mengatakan, PKB merupakan satu-satunya partai politik yang secara institusional dilahirkan oleh NU, sehingga memiliki hubungan idiologis dan biologis.Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa A. Muhaimin Iskandar dalam kesempatan itu menyatakan kesediaannya untuk mendukung ajakan Ma’ruf Amin tersebut. Cak Imin – panggilan akrab Muhaimin--menyatakan kesediaannya untuk mengabdikan diri bersama-sama seluruh jajaran fungsionaris PKB di seluruh Indonesia untuk membesarkan PKB sesuai dengan cita-cita para ulama dan Kiai NU.“Kami bertekad membesarkan dan mengembalikan kejayaan PKB sehingga ke depan menjadi partai papan atas yang mampu meraih suara 10% pada 2014”, tegas Cicit salah satu pendiri NU, KH Bisri Syansuri ini.Apalagi, lanjutnya, dengan adanya kesediaan dan dukungan ulama dan tokoh yang pernah berpindah ke partai lain dan kini kembali memberikan dukungan kepada PKB, akan memberikan optimisme bagi berkembangnya PKB di masa yang akan datang.Ma’ruf Amin menegaskan hubungan NU dan PKB terpatri kuat lahir batin. "Layaknya sebagai orang tua dan anak yang saling membutuhkan, saling menyayangi dan saling menghargai."Warga Nahdliyyin membutuhkan PKB sebagai wadah penyaluran aspirasi politik dan PKB membutuhkan dukungan dan partisipasi warga Nahdliyyin untuk bersama-sama memperjuangkan dan mewujudkan aspirasi politik mereka demi tercapainya kemaslahatan publik (almashlahah al’ammah) dalam konteks bernegara, berbangsa dan bermasyarakat.“Tiba saatnya bagi kita, kaum Nahdliyyin, kaum Ahlussunnah wal Jama’ah, ummat Islam dan rakyat Indonesia untuk kembali ke PKB demi mengutamakan almashlahah al’ammah [kemaslahatan publik] yang jauh lebih besar, yakni bangsa dan negara," ujar Kiai keturunan Syekh Nawawi Al-Bantani ini.Himbauan Kiai kharismatik ini untuk kembali ke PKB, dilandasi oleh beberapa alasan. Pertama, PKB merupakan satu-satunya partai yang dilahirkan dari rahim NU. Fakta sejarah ini tidak dapat dipungkiri. Kedua, PKB merupakan partai yang diprakarsai dan dibentuk oleh ulama dan kiai NU yang mewariskan nilai-nilai keulamaan dan keutamaan bagi kepentingan ummat dan bangsa. Partai ini merupakan perwujudan dari semangat, perjuangan dan pengabdian dari para ulama dan kiai NU secara kongkrit dalam bidang politik untuk umat dan bangsa Indonesia.Ketiga, PKB merupakan partai yang didirikan dan dideklarasikan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) bersama-sama para ulama dan para Kiai lainnya, yaitu KH Munasir Ali, KH Ilyas Ruchyat, KH A. Musthofa Bisri dan KH A. Muhith Muzadi.“Seyogyanya kita bersama-sama para ulama, kiai dan deklarator partai bertekat bulat untuk kembali membesarkan partai ini [PKB] sehingga menjadi partai yang benar-benar mampu mewujudkan kemaslahatan umum," kata Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama ini. (msw)
Warga Nahdliyyin diimbau kembali ke PKB
JAKARTA: Warga Nahdliyyin, kaum Ahlussunnah wal Jamaah dan para simpatisan Nahdlatul Ulama diminta kembali dan membesarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai satu-satunya saluran aspirasi politik mereka.Hal itu dikemukakan KH Ma’ruf Amin pada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yusuf Waluyo Jati
Editor : Fauzi Ichsan
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu
Target Harga dan Prospek PGAS Jelang 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Pengamat: Polisi Pungli di DWP Harus Dipecat dan Dipidana!
1 jam yang lalu