JAKARTA: Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta masyarakat untuk tidak percaya informasi bohong tentang gempa 8,9 SR di Jepang.
Menurut Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sesaat lalu muncul isu menyesatkan bahwa terjadi gempa bumi di Jepang Utara yang menewaskan 64.000 orang.
"Isu tersebut menyebutkan ada tsunami setinggi 10 meter akibat gempa yang mengarah ke Rusia dan Asia Pacific, termasuk ke Indonesia," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Jumat, 6 Juli 2012.
Sutopo menjelaskan informasi melalui sms (short message service) yang menyebutkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gelombang tsunami dperkirakan akan sampai di wilayah Indonesia Timur pada pukul 20.00 WIT.
"Itu berita yang tidak benar dan masyarakat diminta tidak perlu percaya, tidak panik, dan jangan meneruskan berita bohong tersebut," ungkapnya.
Posko BNPB juga melakukan cek informasi ke semua institusi ternama yang kompeten dengan gempa bumi, seperti USGS, BMKG, dan PDC, serta dinyatakan tidak ada gempa tersebut.
"Hari ini hanya ada hanya gempa 6,3 SR di 53 km dari Timur Laut Vanuatu di Samudera Pasifik pada 6 Juli 2012 pukul 09.28 WIB," jelasnya.
Gempa tersebut, lanjut Sutopo, sama sekali tidak menimbulkan tsunami dan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa itu.
Berita hoax yang beredar tersebut adalah berita saat gempa bumi di Sendai Jepang pada 11 Maret 2011 yang lalu yang kemudian disebarluaskan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.(msb)