Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REHABILITASI CITARUM: Walhi Jabar Minta Dikawal Ketat

 

 

BANDUNG-Walhi Jawa Barat meminta rehabilitasi sungai Citarum dikawal secara intensif agar tidak dimanfaatkan kalangan tertentu untuk kepentingan proyek.Direktur Walhi Jawa Barat Dadan Ramdan mengatakan pengerjaan proyek rehabilitas terhadap Sungai Citarum lebih kepada kepentingan ego sektoral pemerintah pusat dengan ditandai 13 kementerian yang terlibat."Keberadaan 9 pemda yang terlintasi dan terlibat Citarum tidak banyak dilibatkan dalam proyek yang telah menghabiskan ratusan triliun baik APBN dan APBD sejak 1990an tersebut," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/6/2012).Untuk itu, katanya, Walhi sangat mendukung dan mendorong Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk melakukan audit terhadap penggunaan uang yang telah dialirkan untuk DAS Citarum.Menurut dia, keberadaan Sungai Citarum saat ini telah menjadi sumber kehidupan masyarakat Jawa Barat dan Jakarta baik untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga, ternak, listrik dan perusahaan air minum. Oleh karenanya, sudah selayaknya Citarum terpelihara."Persoalannya, sejak 1980an tingkat pencemaran sungai bukan menurun, malah terus meningkat. Hal itu, terbukti dengan Indeks Pencemaran Air (IPA) Citarum dengan kategori D [tercemar berat]," ucapnya.Hal itu menandakan bahwa pemerintah baik pusat maupun daerah tidak pernah melakukan upaya serius dan signifikan dalam mengatasi buruknya kualitas Citarum. Upaya yang dilakukan pemerintah selama ini hanya fokus pada pendekatan fisik.Padahal agar Citarum kembali normal harus menggunakan pendekatan lain seperti penyadaran, pengawasan dan sanksi. Sanksi berat harus diberikan kepada sejumlah industri atau perorangan yang telah mengotori Citarum dan insentif harus diberikan kepada mereka yang bersedia berkorban demi menyelamatkan Citarum."Ada tiga waduk yang memanfaatkan Citarum. Dimasing-masing waduk itu, terdapat ribuan petani yang membudidayakan berbagai jenis ikan untuk dikonsumsi. Sudah bisa anda bayangkan seperti apa kualitas ikannya," ungkap Dadan.Sementara itu, anggota Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Waduk Cirata (Aspindac) Asep Wahyudin mengatakan meskipun sumber air yang digunakan di Waduk Cirata berasal Citarum, namun hingga kini minat masyarakat untuk membeli dan mengkonsumsinya tetap tinggi."Jadi, saya masalah air ini tidak terpengaruh banyak terhadap penjualan dan harga. Sebab, kalau bicara kejernihan air sebelum masuk ke Cirata tersaring dulu oleh Waduk Saguling," ucapnya.Dia mencontohkan saat ini stok ikan di Cirata sedang melimpah sehingga menyebabkan harga ikan turun dari sebelumnya Rp13.500/kg menjadi Rp12.000. Hal ini tidak sebanding dengan harga pakan ikan yang terus meroket.Perwakilan kelompok jaring apung Waduk Saguling Aliyudin mengatakan tingkat pencemaran Sungai Citarum memang semakin mengkhawatirkan. Akan tetapi air yang masuk sudah didesain sedemikian rupa agar kualitas air yang masuk bisa lebih jernih dari sebelumnya."Makanya, ikan yang kami budidayakan disini tetap bisa hidup dengan normal. Hanya, masalah kami sedang direpotkan oleh bertebarannya tanaman eceng gondok yang menutupi jaring apung," ucapnya.Menurutnya, mayoritas petani di Saguling menanam ikan jenis nila baik hitam, merah dan mas. Disebutkannya, produk ikan petani Saguling banyak dipesan oleh pembeli setianya di Bandung, Jakarta, dan sejumlah daerah di sekitar Jabar."Harga ikan nila hitam ukuran 1kg [empat ekor] mencapai Rp12.000 dan nila merah Rp15.000/kgnya,” ucapnya.(bas)

 

 

ARTIKEL MENARIK LAINNYA >>>

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Hedi Ardia

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper