Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TOILET BEKAS: Indonesia jadi bak sampah produk China dan Thailand

JAKARTA: Indonesia menjadi 'bak sampah' produk sanitair toilet dari China, Thailand dan negara lainnya yang dapat menyulitkan dalam hal pemeliharaan.Selain produk tersebut di negara asal sudah tidak laku karena modelnya usang, sudah ketinggalan,

JAKARTA: Indonesia menjadi 'bak sampah' produk sanitair toilet dari China, Thailand dan negara lainnya yang dapat menyulitkan dalam hal pemeliharaan."Selain produk tersebut di negara asal sudah tidak laku karena modelnya usang, sudah ketinggalan, untuk perbaikan dan pemeliharaannyapun juga sulit karena barang sanitair ini sudah tidak ada di pasaran," kata Naning Adiwoso, Ketua Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) hari ini.Menurut dia dijadikannya Indonesia sebagai pasar produk sanitair kadaluarsa, ujarnya, karena pemimpin proyek terutama di pemerintahan lebih suka memakai produk tersebut untuk mendapatkan keuntungan pribadi."Padahal dalam hal pemeliharaan nantinya mendapat kesulitan karena tidak ada 'suku cadang' alias kalau ada kerusakan sulit mencari barang penggantinya," kata Naning.Dalam hal sanitair toilet terutama untuk sarana umum maka  World Health Organization (WHO) sejak 2005 sudah menghimbau agar pemerintah dan swasta menggunakan tekhnologi tinggi misalnya produk sanitair sistem sensor untuk toilet umum sehingga tidak perlu menggunakan banyak tangan yang berpotensi berkumpulnya virus penyakit."Produk sanitair Indonesia sudah banyak yang memenuhi standard internasional. Jadi kalau para kepala proyek mau menggunakan produk  Indonesia maka sesuai dengan anjuran Presiden SBY agar pro Job, pro poor, pro green," kata Naning.Kalau pakai produk sanitair Indonesia maka yang diuntungkan bangsanya sendiri mulai dari pengusaha sanitairnya, pengusaha bahan bersih hingga penjaga toilet dan para penggunanya."Produk impor apalagi kadaluarsa hanya merugikan bangsa sendiri apalagi di gunakan untuk toilet umum seperti di bandara maka akan mempersulit pemerintah sendiri untuk merawat. Pikirkanlah jangka panjangnya," tegasnya.(api)

SITE MAP:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : nurul

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper