JAKARTA: Kalangan pebisnis menyatakan industri komponen dan suku cadang sepeda motor pada semester II/2012 terancam kehilangan pasar cukup besar jika kenaikan uang muka berdampak pada penurunan produksi motor.Ketua Umum Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (Giamm) Hadi Surjadipradja mengatakan kenaikan uang muka minimum untuk sepeda motor menjadi 25% pada 15 Juni 2012 sangat memberatkan konsumen berpendapatan ke bawah.Kondisi itu diyakininya akan menurunkan penjualan motor kalangan agen tunggal pemegang merek (ATPM). Jika penjualan menurun, produksi sepeda motor otomatis ikut tertekan.Apabila produksi menurun, jelasnya, volume komponen, mesin, peralatan dan aksesoris yang dipasok industri pendukung kepada pabrikan (OEM/original equipment manufacturer) dan layanan purnajual ikut terpangkas."Dampak kenaikan uang muka untuk sepeda motor bisa kami prediksi sangat sistemik. Tak hanya produksi motor dan komponen yang akan berkurang drastis tapi investasi yang rencananya dilakukan para pabrikan motor pada tahun ini bisa ditinjau ulang," katanya, Rabu 23 Mei 2012.Dengan proyeksi tren pasar otomotif yang semakin menurun, omzet penjualan sektor komponen motor bisa terus merosot. "Industri komponen motor sangat tergantung dari pertumbuhan penjualan dan produksi motor. Semua saling berkaitan," tuturnya.Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala mengatakan rencana kenaikan uang muka kendaraan bermotor akan menunda rencana investasi dari sejumlah prinsipal besar seperti PT Astra Honda Motor (AHM)."Penundaan investasi kemungkinan besar akan terjadi kalau dampak kenaikan uang muka benar-benar menggerus penjualan dan produksi sepeda motor. Untuk apa menambah investasi kalau tidak ada pasarnya," katanya. (ra)