WASHINGTON: Microsoft Corp memenangkan keputusan perdagangan federal yang akan memaksa Motorola Mobility Holdings Inc untuk mengubah perangkat lunak pada beberapa telepon seluler berbasis Android agar tetap bisa dijual di AS.
Hakim Komisi Perdagangan Internasional (ITC) AS menemukan bahwa Motorola Mobility melanggar hak paten yang mencakup program Redmond, yang oleh Microsoft disebut ActiveSync, yang memungkinkan pengguna menghasilkan permintaan pertemuan antara kelompok. Hakim memutuskan enam paten lain tidak dilanggar.
Keputusan itu masih harus ditinjau oleh Presiden Barack Obama, yang dapat mengubah dengan alasan aturan kebijakan publik.
"Kami berharap bahwa sekarang Motorola akan bersedia untuk bergabung dengan sebagian besar pembuat perangkat Android yang menjual ponsel di AS dengan mengambil lisensi untuk hak paten kami," kata David Howard, Wakil Penasehat Umum Microsoft, dalam sebuah pernyataan e-mail yang dikutip Bloomberg.
Motorola Mobility mengatakan pihaknya kecewa dan akan mengeksplorasi berbagai pilihan termasuk banding. "Motorola Mobility tidak akan mengalami dampak dalam waktu dekat," kata juru bicara perusahaan Jennifer Erickson.
Menurut Charlie Wolf, analis Needham & Co di New York, keputusan itu mungkin akan mendorong Motorola untuk mencapai penyelesaian dan membayar biaya lisensi Microsoft daripada harus memodifikasi perangkat lunak telepon seluler. "Kasus-kasus [semacam ini] biasanya berakhir dengan penyelesaian oleh para pihak," kata Wolf.
Kasus ini adalah bagian dari usaha yang lebih luas oleh Microsoft dan Apple Inc untuk mengurangi pertumbuhan perangkat mobile yang berjalan pada sistem operasi Google Android Inc. Google melisensi Android secara gratis untuk lebih memajukan bisnis iklan lewat perangkat mobile.
Platform ini telah menjadi yang paling populer untuk smartphone, dengan lebih dari setengah dari pasar untuk perangkat mobile yang diproyeksikan Yankee Group akan mencapai US$360 miliar tahun ini.
Kapitalisasi paten
Microsoft berpendapat mereka harus mendapat royalti dari pembuat perangkat mobile yang berjalan pada Android. Pembuat perangkat lunak itu telah mencapai kesepakatan lisensi dengan Samsung Electronics Co dan HTC Corp.
Motorola Mobility, yang sedang proses dibeli oleh Google, menolak untuk membayar dan bukan menyerang balik dalam kasus di kantor perdagangan ini.
Wolf mengatakan keinginan Microsoft atas lisensi ini berbeda dari Apple, yang ingin pembuat smartphone Android untuk melakukan perubahan pada perangkat tersebut. "Saya berharap Motorola untuk bersama-sama dengan Microsoft menyelesaikan ini," katanya.
Microsoft berusaha mengkapitalisasi patennya yang mencakup fitur Android dan menyerang perjanian lisensi dengan lebih dari 70% pembuat perangkat Android yang dijual di AS.
Litigasi yang dilakukan Microsoft dengan pembuat perangkat Android hanya dilakukan terhadap Motorola Mobility, setelah bulan lalu mencapai kesepakatan dengan Barnes & Noble Inc.
Pembuat perangkat lunak ini mengajukan keluhan ke ITC pada Oktober 2010. Motorola Mobolity merespon dengan mengirimkan surat yang menuntut royalti pada produk Microsoft, termasuk Xbox dan sistem operasi Windows.
Perseteruan hukum sejak itu meningkat, dengan Microsoft menuduh Motorola Mobility menyalahgunakan paten dalam gugatan yang ditunda di Seattle dan sebelum regulator di AS dan Eropa.
Motorola Mobility secara tersendiri telah mengajukan klaim pelanggaran paten terhadap Microsoft di lembaga tersebut, dalam usahanya untuk memblokir penjualan Xbox. Seorang hakim ITC mengatakan Microsoft melanggar empat paten Motorola Mobility; Microsoft kemudian ingin komisi untuk meninjau keputusan itu. (Bloomberg/Mtb/Bsi)