JAKARTA: Kalangan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta dan para calon pekerja ke luar negeri harus saling bermitra.
Hal itu dikarenakan sistem pendaftaran bagi calon pekerja hanya dapat dilakukan melalui Dinas Ketenagakerjaan di daerah.
Menurut Kasubdit Verifikasi Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Muhammad Hidayat, TKI haruslah menjadi mitra para pelaku usaha penempatan.
“Para PPTKIS harus mengubah mindset agar jangan lagi melihat TKI sebagai objek, melainkan mitra,” katanya, Senin, 14 Mei 2012.
Dengan begitu, lanjutnya, pelaku usaha akan semakin memanusiakan TKI dengan dukungan aplikasi sistem online registrasi dan pendataan di BNP2TKI.
Sistem yang dikenal dengan Sisko-TKLN (Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri) merupakan sistem yang kompleks dan heterogen.
Sebelumnya, mulai 1 Mei lalu registrasi pendaftaran bagi calon pekerja ke luar negeri tidak dapat lagi dilakukan oleh pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS).
Saat ini, sistem registrasi melalui PPTKIS sudah ditutup dan pendaftaran tersebut hanya dapat dilakukan melalui kantor Dinas Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia.
Hidayat mencontohkan mekanisme registrasi di PPTKIS dan Balai Latihan Kerja Luar Negeri berbeda untuk negara penempatannya, seperti aplikasi untuk ke negara di kawasanTimur Tengah berbeda dengan yang ke Asia Pasifik.
Kartu tenaga kerja luar negeri yang dimulai pada 2007 merupakan produk yang menata seluruh pemangku kepentingan bersama pemerintah terkait dengan penempatan dan perlindungan TKI. (arh)
>>> BACA JUGA :
+ IHSG PAGI: Indeks dibuka di zona merah
+ Sinyal negatif di bursa Asia menguat
+ TRAGEDI SUKHOI: Citra Rusia yang nyaris runtuh
+ Bursa berjangka terkoreksi tipis di awal pekan
+ HEADLINE HARI INI: Dari impor ponsel sampai saham tidur
+ Steve Wozniak kepincut saham Facebook
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
