Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

 

BOGOR: Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan Dies Natalies ke-11 dengan tema “Akselerasi, Kepemimpinan, Manajemen dan Ekonomi dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa” di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor. 
 
Acara Dies Natalis ke-11 FEM IPB kemarin dibuka secara resmi oleh Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc. Dalam sambutanya, Prof. Dr. Ir Herry Suhardiyanto, M.Sc mengucapkan selamat kepada seluruh warga FEM atas Dies Natalis yang ke-11 ini. 
 
“Saya berharap FEM akan tumbuh dan berkembang menjadi fakultas yang penting di IPB dan memberikan kontribusi prestasi yang membanggakan dan menjadi salah satu lokomotif pengembangan IPB ke depannya” ujarnya. 
 
Pada acara ini pun diadakan talkshow bertajuk  Akselerasi Inovasi Kepemimpinan, Manajemen dan Ekonomi dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Talkshow ini menghadirkan Prof. Dr. Didik J Rachbini (Ketua Majelis Wali Amanat IPB 2007-2011) dan Ir. Agung Koeswandono, MA (Dirjen Bea dan Cukai Republik Indonesia) sebagai narasumber. 
 
Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. Didik J Rachbini menjelaskan mengenai masalah-masalah ekonomi, daya saing, dan infrastruktur nasional. Prof. Dr. Didik J Rachbini banyak memaparkan secara konkret mengenai masalah infrastruktur dan masalah birokrasi yang terjadi di Indonesia.
 
Sementara itu Ir. Agung Koeswandono MA memaparkan  kondisi di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagai contoh konkret. Dalam gaya kepemimpinannya,  Ir. Agung Koeswandono, MA mencoba menerapkan quote dari AA Gym, yakni “Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil dan mulai dari sekarang”. 
 
“Hal tersebut tentu saja harus dibarengi dengan keberanian yang lebih dalam memilih dan mengambil keputusan”, tandasya. Ir. Agung Koeswandono, MA juga menjelaskan mengenai “Menuju Costums 2020” yang dia gunakan untuk mengangkat motivasi teman-teman Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
 
Acara dialanjutkan dengan pemaparan Dekan FEM, Dr. Ir Yusman Syaukat, M.Ec mengenai Index Kinerja FEM dengan mengunakan pendekatan Balanced Score Card (BSC) yang telah dilokakaryakan di tingkat IPB pada bulan Februari 2012. “Dengan adanya hasil tadi, kita bisa melakukan pembenahan-pembanahan untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang” ujar Dr. Ir Yusman Syaukat, M.Ec. 
 
Acara ini ditutup dengan presentasi mengenai implementasi urgensi dan keunggulan BSC bagi Perguruan Tinggi oleh Riri Satria, S.Kom, MM (Direktur Konsultasi/ Chief Consulting Officer, People Performance Consulting). 
 
BSC merupakan alat untuk menterjemahkan strategi menjadi program kerja, mengintegrasikan semua strategi dalam perusahaan, manajemen kinerja, mengkomunikasikan strategi kepada seluruh karyawan dan mengendalikan pelaksanaan strategi perusahaan. 
 
Metode BSC ini merupakan metode yang berkembang sesuai dengan perkembangan. Hal tersebut dapat dilihat dari telah hadirnya tiga generasi evolusi dari model BSC ini . (sut)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Inria Zulfikar
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper