Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Astra ke Istana, Pemerintah minta mobil hybrid diproduksi

JAKARTA: Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah menginginkan produksi mobil hybrid yang akan dilakukan Astra Internasional Group dilakukan di dalam negeri sehingga targetnya tidak hanya pasar tapi juga basis produksinya.Tentu mobil

JAKARTA: Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah menginginkan produksi mobil hybrid yang akan dilakukan Astra Internasional Group dilakukan di dalam negeri sehingga targetnya tidak hanya pasar tapi juga basis produksinya."Tentu mobil hybrid ini akan kita berikan insentif seperti luxury tax dan cuti tax-nya dihilangkan. Astra sudah setuju supaya membuat produknya di dalam negeri." ujarnya di Istana Presiden, hari ini.Sejalan dengan produksi mobil hybrid itu, lanjutnya, pemerintah sedang memikirkan supaya seluruh kendaraan pemerintah ke depan menggunakan produksi mobil tersebut.Dengan bgitu, tuturnya, bisa lebih hemat energi dalam operasional transportasi birokrasi nasional.Hanya saja, lanjutnya, produk mobil hybrid yang akan dipakai pemerintah tidak otomatis harus total menggunakan produksi mobil hybrid produksi Astra.Terkait dengan program kovenrsi BBM ke gas, ungkapnya, pemerintah bisa menggunakan jaringan bengkel milik Astra untuk pengembangan konverter kit gas sehingga akan bisa menyentuh hampir 80% dari total populasi kendaraan mikrolet yang beroperasi di Indonesia."Mereka kan punya ratusan bengkel kendaraan umum, seperti mikrolet mungkin 80% dari mobil produksi Astra. Jadi digunakan saja bengkel Astra untuk memasang converter kit," katanya lagi.Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan pengembangan mobil hybrid akan signifikan mendorong pengurangan konsumsi BBM karena tingkat konsumsi BBM kendaraan hybrid bisa berbanding 1 liter BBM untuk 30 km perjalanan.Untuk itu, lanjutnya, produksi mobil komersial jenis hybrid sangat didukung pemerintah.Dalam hal ini, katanya, dukungan salah satunya diwujudkan dengan menekan biaya produk mobil hybrid yang lebih mahal sekitar 35% dibandingkan kendaraan biasa.Menurut dia, salah satu upaya untuk mendorong menekan biaya itu dengan jalan memperkuat porsi muatan lokalnya dengan kisaran 80% hingga 90%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis :
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper