MANILA: Harga jagung diperkirakan menguat ditengah spekulasi China, konsumen terbesar kedua dunia, meningkatkan pembelian dari Amerika Serikat, disaat kekeringan sempat menggagalkan panen di Argentina. Jagung pengiriman Juli naik sebesar 0,4% menjadi US$ 6,14 per bushel di Chicago Board of Trade, setelah sempat turun hingga 3,6% dalam dua hari terakhir. Komoditas ini diperdagangkan dengan harga sedikit berubah pada US$ 6,115 per bushel pada 2:41 waktu Singapura. Departemen Pertanian AS mengatakan eksportir di AS, penanam terbesar dan pengirim, telah menjual 130.000 ton jagung dengan tujuan yang belum diketahui untuk pengiriman tahun ini pada 1 September. Pekan lalu, menurut data lembaga tersebut, eksportir menjual 1,44 juta ton untuk tujuan yang tidak diketahui, merupakan penjualn tersebsa yang dilakukan dalam sehari Desember 1994. "China bisa menjadi pembeli besar pada komoditas ini karena mereka tidak akan memiliki cukup jagung untuk memenuhi permintaan mereka," kata Lynette Tan, analis Phillip Futures Pte. Menurut data Dinas Luar Negeri Pertanian USDA, produksi jagung di Argentina akan turun menjadi 21,2 juta ton di tahun panen yang dimulai 1 Maret, dibandingkan dengan 23,6 juta tahun sebelumnya. The FAS memperkirakan produksi jagung pulih tahun depan, mencapai 24.680.000 ton. Gandum untuk pengiriman Juli naik sebesar 0,9% menjadi US$6,1975 per bushel, sebelum diperdagangkan pada $ 6,1875. Gandum anjlok 4,4%kemarin, terbesar dalam lebih dari tiga bulan, pengaruh spekulasi hujan dan cuaca hangat yang akan meningkatkan hasil panen di AS Berdasarkan survei Dewan Gandum yang dilakukan terhadap 556 ladang, petani di barat daya dan tengah Kansas dan bagian utara Oklahoma dapat memanen 48,5 bushel gandum tahun ini. (ra)
>BACA JUGA