Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEMO TOLAK FPI: Gubernur berharap Kalbar bersatu

 

 

 

PONTIANAK: Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengimbau kepada segenap lapisan masyarakat di Kalbar untuk menahan diri. Para tokoh agama, adat, pemuda diharapkan bersatu padu bersama dengan pemerintah mengembalikan kondisi keamanan daerah itu.
 
“Jangan termakan isu-isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan. Segenap lapisan masyarakat diimbau untuk menahan diri. Para tokoh agama, adat, pemuda dan seluruh komponen masyarakat untuk bersatu padu menenangkan Kalbar yang aman, damai dan sejahtera,” kata Cornelis kepada Bisnis, hari ini, Jumat, 16 Maret 2012.
 
Cornelis juga mengimbau kepada aparat keamanan agar bertindak persuasif dan tegas terhadap aksi anarkis yang terjadi di Pontianak dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat.
 
Pernyataan tersebut disampaikan Cornelis terkait aksi keributan dua kelompok yang dipicu pemasangan spanduk penolakan FPI di Kota Pontianak, kemarin.
 
Sekitar 500 orang hingga 1.000 orang yang bukan massa  dari kelompok Front Pembela Islam dengan membawa berbagai senjata tajam, Kamis malam pukul 22.00 WIB, 15 Maret 2012 bergerak dari arah seberang Jembatan Kapuas I menuju tengah Kota Pontianak. 
 
Massa tersebut mencoba merangsek barikade polisi dan berhasil masuk ke arah Jalan A. Yani Pontianak, samping rumah dinas Gubernur Kalbar.
 
Massa yang bukan lagi dari FPI ini kemudian berhasil tertahan barisan polisi, tetapi terus menekan blokade polisi. Mereka hendak menuju Rumah Betang (rumah adat dayak).
 
Polisi terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan berkali-kali. Namun, massa terus marangsek menuju Rumah Betang yang menurut mereka didatangi ribuan pemuda dayak sejak sore hari.
 
Kapolda Kalbar Brigjen Polisi Unggung Cahyono dan Kapolresta Pontianak Kombes Muharrom Riyadi tampak bernegosiasi dengan massa, tetapi massa tak menghiraukan dan menekan barisan polisi.
 
Polisi dengan dukungan personel dari Kodim Kota Pontianak, yang dipimpin Letkol Inf Brima Yoga tampak kewalahan dan akhirnya mengerahkan sekitar empat bus Brimob.
 
Namun, massa terus menekan dan berhasil berhamburan menuju rumah Betang yang sudah dijaga kesatuan Brimob dan TNI.
 
Keributan ini dipicu oleh kelakuan beberapa orang yang menurunkan spanduk penolakan FPI dan kemudian melebar menjadi sentimen agama dan suku.
 
Pengamatan Bisnis di lapangan, ribuan massa tersebut berasal dari beberapa etnis.  Situasi dan kondisi Pontianak dikhawatirkan memanas mengingat Kalbar tak lama lagi, yaitu September 2012 mengelar Pilkada pemilihan Gubenrnur. "Ah, tak ada isu politik, ini murni aksi massa," kata Dandim Pontianak Letkol Inf Brima Yoga.
 
Kejadian itu berlangsung dari sore hari, tetapi puncaknya mulai pukul 20.00 sampai 23.30 sampai massa bubar, karena yakin tempat yang dituju sudah kosong. Namun, sampai pukul 24.00 polisi tetap berjaga-jaga di sekitar Rumah Betang.
 
Aksi ini menjadikan kota Pontianak mencekam, tetapi tak mendapat simpati warga. Warga kota hanya berkerumun dan menyaksikan aksi tersebut di pinggir jalan.
 
Hingga siang ini, pantauan Bisnis di Kota Pontianak, kegiatan ekonomi berjalan normal, masyarakat melakukan aktivitas seperti biasa, tidak ada penutupan perkantoran dan toko-toko. Hanya sejumlah sekolah diliburkan. 
 
"Kami berharap tak ada ribut-ribut, karena Pontianak saat ini aman dan semoga terus aman, karena dengan rasa aman kami dapat menjalankan aktivitas," kata warga Pontianak Rustam. (spr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Kahfi
Sumber : Odie Krisno

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper