Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BELANJA ALUTSISTA: Inilah 6 poin yang harus dicermati

 

 

Si vis pacem para bellum, kalau ingin berdamai siaplah untuk berperang. Adagium tersebut tampak relevan setelah kejadian pencerobotan wilayah Ambalat pada 2005 oleh Malaysia yang menunjukkan kedaulatan Indonesia diinjak-injak secara telak.
 
Pemerintah mulai menggelar pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) secara besar-besaran. Sejumlah arsenal persenjataan baru diakuisisi oleh TNI.
 
Selama periode 2010 hingga 2014, pemerintah telah mengalokasikan dana senilai Rp156 triliun untuk belanja alutsista. Tambahan secara signifikan itu akan melengkapi kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
 
Kapal selam baru seri SSK-1 kelas 209 sebanyak tiga buah seharga US$1,1 miliar dari galangan kapal Daewoo Shipbuilding Marine Engineering Korea Selatan, kapal patroli kawal rudal termasuk rudal C 705, dan kapal jenis sea rider akan melengkapi kekuatan TNI AL. Alutsista ini melangkapi 4 korvet Sigma Class, rudal Yakhont, 17 Tank amphibi BMP-3F yang telah dioperasikan oleh TNI AL.
 
Sebelumnya Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alaxender A. Ivanov juga menyatakan TNI AL telah membeli kapal selam jenis BNV sehingga melengkapi 2 kapal selam seri U-209 yang telah direpowering di Daewoo, Korea Selatan.
 
Selanjutnya, di udara kekuatan TNI akan ditambah dengan 6 pesawat Sukhoi seri SU-30 MK2 dari Rusia, 16 pesawat EMB-314 Super Tucano dari Brazil, 24 pesawat latih LOB dari Jerman, pesawat latih  KT-1 (Korean Trainer)  Wongbee  dan 16  pesawat latih tempur T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan.
 
TNI AU juga akan mendapatkan hibah 4 pesawat Hercules seri H dari Australia dan 28 pesawat F-16 blok 25 dan 2 F-16 blok 15 yang diperbaharui jadi blok 52 dari Amerika Serikat. Kekuatan ini juga bakal ditambah dengan 9 pesawat angkut CN-295 hasil kolaborasi PT Dirgantara Indonesia dengan Airbus Military Selanjutnya, TNI AU berencana membeli sistem rudal pertahanan udara Oerlikon Contraves 35 mm buatan Swiss.
 
Sedangkan di darat, rencana pembelian 8 helikopter tempur Apache AH-64 dari AS akan melengkapi 5 helikopter tempur  MI-35P dan 6 unit helikopter angkut MI-17 V5 HIP yang telah dimiliki TNI AD. Pembelian 100 main battle tank Leopard 2A6, multiple launcher system dan artileri Caesar Nexter 155 mm  buatan Prancis sedang dipersiapkan oleh Kementerian Pertahanan dan jajaran TNI AD. Namun, ada beberapa poin penting yang harus menjadi perhatian dalam belanja alutsista.
 
Poin penting
 
Pertama, mereduksi atau bahkan menghilangkan peran rekanan dalam belanja alutsista sehingga pembelian sebaiknya dilakukan dengan pola goverment to goverment (G to G). Belanja alutsista yang besar tentunya akan memancing para pemburu rente untuk mendekat.
 
Kedua, mengurangi perdebatan politik dalam proses pembelian alutsista karena bagaimanapun juga kekuatan militer sebuah negara sebaiknya menjadi sebuah rahasia. Mekanisme anggaran memang harus berlangsung tetapi diperlukan sebuah kesepakatan supaya proses bisa berlangsung dengan cepat dan bebas dari pemburu rente. Kejadian ketika Kementerian Pertahanan berencana membeli 20 tank amphibi BMP-3F dengan anggaran US$50 juta  namun akhirnya hanya bisa membeli 17 tank pada 2010 karena perubahan harga jangan sampai terulang.
 
Ketiga, transfer teknologi dalam proses pembelian alutsista. Pembelian 4 kapal jenis landing platform dock (LPD) dari Korea Selatan dengan dua diantaranya dikerjakan di PT PAL membuat sumber daya manusia lokal juga terlatih dalam membuat produk ini. Penguasaan teknologi pembuatan kapal LPD membuat Filipina menunjukkan minat untuk membeli kapal tersebut  dari Indonesia.
 
Dalam konteks ini, program kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/1FX, panser Anoa Tarantula, kapal cepat rudal (KCR-70) antara Korea Selatan dan Indonesia menjadi langkah penting untuk mengubah paradigma sebagai pembeli menjadi produsen dan penjual.
 
Keempat, mendahulukan produk lokal, tentunya yang berkualitas sehingga mengembangkan kemandrian dan skala ekonomi industri senjata dalam negeri seperti PT Pindad, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL, PT Lundin Industry Invest, dan sejumlah entitas bisnis lainnya. Keberhasilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) meluncurkan roket RX-420 seharusnya dikembangkan untuk pengembangan proyek rudal secara massif di dalam negeri.
 
Artinya, rencana Kementerian Pertahanan untuk program pengadaan 1.000 roket jenis  R-HAN 122 hasil kolaborasi LAPAN, PT Pindad, dan PT Dirgantara Indonesia  perlu direalisasikan untuk mendukung terciptanya skala ekonomi di industri persenjataan dalam negeri.
 
Keberhasilan Indonesia dalam mengembangkan industri persenjataan dalam negeri akan berdampak ganda yaitu menghasilkan keuntungan ekonomi dan menimbulkan efek penggentar bagi negara lain.
 
Kelima, jangan dilupakan track record sejumlah negara pengekspor senjata ke Indonesia yang pernah menerapkan embargo. Inggris dan AS pernah mengembargo pasokan suku cadang persenjataan TNI sehingga layak dipertimbangkan apakah perlu mendapatkan pasokan senjata dari negara tersebut.
 
Keenam, aspek perencanaan strategis dalam pembelian alutsista harus dipersiapkan secara matang. Misalnya dalam pembelian korvet sigma class tentunya harus diperhitungkan secara matang apabila kapal perang ini mampu untuk membawa helikopter anti kapal selam yang memiliki bobot tertentu di atas 6 ton. Jangan sampai korvet tersebut hanya bisa membawa helikopter angkut personel saja sehingga efek penggentar dan multi fungsi dari sebuah alutsista menjadi hilang. Perlu ada sebuah kajian yang mendalam mengenai  keperluan alutsista sehingga senjata tersebut dapat secara efektf digunakan oleh TNI.([email protected])
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : M. Munir Haikal

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper