SURABAYA: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur optimis kinerja ekspor non-migas provinsi tersebut tahun depan naik sekitar 50%, kendati masih terancam dampak krisis finansial AS dan Eropa.
Budi Setiawan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim mengatakan, pihaknya masih mengamati perkembangan krisis global tersebut sebelum menentukan langkah yang diambil mengenai ekspor nonmigas.
"Kalau penyelesaian krisis global, terutama di Yunani dan Italia cepat, maka saya optimis ekspor non-migas Jatim 2012 bisa tumbuh sekitar 50%," katanya hari ini.
Dia menambahkan, krisis finansial AS dan Eropa sedikit banyak pasti mempengaruhi kinerja ekspor Jatim kendati tidak sebesar pengaruhnya terhadap kinerja ekspor nasional. Sebagai langkah antisipasi, lanjutnya, pihaknya mulai mencari peluang pasar ekspor baru.
"Kami sedang menjajaki peluang ekspor nonmigas di negara-negara kawasan Amerika Selatan serta Afrika, karena pasar ekspor tradisional seperti AS dan Eropa cenderung menurun," terangnya.
Menurutnya, pasar di kawasan Amerika Selatan dan Afrika sangat prospektif karena masyarakatnya menyukai produk-produk yang eksotik seperti produk-produk asal Jatim.
Untuk itu, ujarnya, diperlukan kerjasama lebih lanjut dengan pihak kementrian luar negeri dan para duta besar Indonesia untuk melihat peluang pasar, regulasi hingga kebutuhan konsumen di negara-negara bidikan ekspor baru tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim periode Januari-September 2011 tercatat ekspor nonmigas Jatim mencapai US$13,5 miliar atau naik sebesar 52,77% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Jepang masih merupakan negara tujuan utama ekspor nonmigas Jatim di bulan September 2011 dengan nilai US$322,74 juta, diikuti Cina dengan US$190,91 juta, dan AS dengan US$124,36 juta.
"Saya memproyeksikan akhir tahun ini ekspor nonmigas Jatim bisa mencapai Rp17 miliar, atau naik 30,7% dibanding total ekspor nonmigas 2010," ungkap Budi. (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
