JAKARTA: PT Asuransi Himalaya Pelindung, perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum, akan menambah modal usaha senilai Rp10 miliar hingga Februari 2012.Kornelius Simanjuntak Presiden Direktur PT Asuransi Himalaya Pelindung mengatakan total ekuitas perusahaan saat ini sebesar Rp75,6 miliar. Perseroan berencana menyuntik modal tambahan sebesar Rp10 miliar hingga mencapai Rp85 miliar – Rp86 miliar pada Februari 2012.“Sebetulnya posisi modal sekarang sudah lolos ketentuan modal sendiri minimal Rp70 miliar pada akhir 2012. AKan tetapi kami tetap berencana menambah modal. Kemungkinan secara organik,” ujarnya di sela pembukaan kantor baru perusahaan tersebut, hari ini.Wakil Presiden Direktur PT Asuransi Himalaya Pelindung Budi Hartono Purnomo menambahkan pihaknya mengincar posisi sebagai perusahaan papan atas.Dia menuturkan perusahaan akan memfokuskan pengembangan bisnis pada strategi utama berupa peningkatan pelayanan nasabah. Untuk sementara ini, ujarnya, pihaknya tidak akan melakukan ekspansi bisnis dengan membuka cabang baru.“Sekarang Himalaya sudah masuk papan tengah. Kami ingin masuk papan atas. Kami berdiri sendiri, tidak punya grup ataupun perusahaan pendukung, hanya mengandalkan kepercayaan nasabah dan rekanan. Karena itu perlu tingkatkan servis,” katanya.Dia memaparkan total perolehan premi bruto (gross written premium/GWP) hingga Agustus mencapai sekitar Rp100 miliar. Angka tersebut, lanjutnya, turun sebesar 5%-8% dibandingkan perolehan premi pada periode yang sama tahun lalu. “Hasil underwriting sekitar 8% dari premi. Angka itu stabil dibandingkan tahun lalu.”Secara keseluruhan pihaknya menargetkan perolehan premi sebesar Rp150 miliar pada tahun ini, tumbuh 14,6% dibandingkan Rp132 miliar pada tahun lalu.“Pertumbuhan memang tidak naik, malah berkurang dan agak melorot karena banyak resiko-resiko yang kita seleksi, yaitu resiko yang kurang bagus. Normalnya tumbuh 20%. Tidak tahu bisa dikejar atau tidak, tetapi saya optimis tercapai,” katanya.Adapun lini usaha yang berkontribusi terhadap perolehan premi adalah kendaraan bermotor sebesar 40%, properti sekitar 35%, marine 15%, dan lini usaha lain-lain sebanyak 10% yang terdiri dari perlindungan kecelakaan pribadi (personal accident/PA), jasa keuangan (surety bond), kecelakaan umum (general accident), dan aneka.Ke depan, lanjutnya, pihaknya akan fokus pada pasar ritel dan komersial, antara lain penutupan rumah tinggal, pertokoan, serta tempat-tempat usaha. Budi menuturkan akan memperbesar porsi bisnis ritel dari 30% pada saat ini menjadi 40% pada tahun depan.Budi memaparkan strategi untuk memperbesar jenis pasar tersebut antara lain promosi, kunjungan, dan pembinaan agen. “Untuk mengembangkan pasar ritel perlu agen. Porsi agen sekarang masih kecil, sekitar 6%, dengan total jumlah agen mencapai 30-an perusahaan,” katanya.Menurut Budi, jalur distribusi yang memberikan kontribusi terbesar dalam perolehan premi yaitu jalur pemasaran langsung (direct marketing) yang mencapai 40%. Sementara itu perolehan premi yang datang melalui broker asuransi mencapai 30%. Adapun 24% sisanya berasal dari bank dan perusahaan pembiayaan (leasing).Kornelius menambahkan pihaknya mengincar posisi sebagai rumah pengetahuan atau house of knowledge bagi perusahaan asuransi. Dia menuturkan seluruh pihak dan masyarakat yang ingin memperdalam ilmu asuransi dapat datang ke Asuransi Himalaya.“Di kantor baru ini kami memiliki 11 ruang pertemuan yang dapat digunakan untuk pelatihan. Kami juga akan melengkapi kantor ini dengan perpustakaan. Siapapun yang ingin belajar asuransi atau menyusun penelitian tentang asuransi, dapat datang ke sini,” katanya. (faa)
Himalaya Pelindung kerek modal hingga Rp10 miliar
JAKARTA: PT Asuransi Himalaya Pelindung, perusahaan yang bergerak di bidang asuransi umum, akan menambah modal usaha senilai Rp10 miliar hingga Februari 2012.Kornelius Simanjuntak Presiden Direktur PT Asuransi Himalaya Pelindung mengatakan total ekuitas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aurelia Nelly
Editor : Dara Aziliya
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
