JAKARTA:Pemerintah akan menggenjot penjualan batik di dalam negeri, dan juga optimistis akan bisa terus meningkatkan nilai ekpor benda seni warisan budaya yang diakui dunia tersebut secara berkelanjutan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan penjualan batik di dalam negeri pada tahun 2010 mencapai Rp 3,9 triliun, sementara ekspor batik ke negara lainpada tahun lalu jumlahnya mencapai US$ 22,3 juta.
"Saya masih melihat peluang untuk meningkat lebih tinggi dan lebih besar [total perdagangan batik di dalam dan luar negeri]," kata Presiden Yudhoyono di acara World Batik Summit 2011 bertema Indonesia:Global Home of Batik yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center hari ini.
SBY mengatakan penjualan batik di dalam dan luar negeri terus menunjukkan tren positif kenaikannya. Jika perdagangan batik di dalam negeri pada tahun 2006 sebesar Rp 2,9 triliun menjadi Rp 3,9 triliun pada tahun 2010.
Kepala Negara mengatakan untuk ekpor batik jika pada tahun 2006 sebesar US$14,3 juta menjadi US$ 22,3 juta pada tahun 2010.
"[Ekspor batik] meningkat 56%," kata SBY.
Yudhoyono mengatakan peningkatan penjualan batik di dalam dan luar negeri tersebut juga ikut mendorong usaha dari industri kecil dan menengah yang ada di dalam negeri.
Apalagi, jelasnya, dari 55.000 unit usaha batik yang ada di Indonesia, 99% di antarnya dijalankan oleh usaha mikro dan usaha kecil.
"Ini tentu baik kalau bisa kita terus tingkatkan. [Sekaligus] makin menurunkan angka kemiskinan [di dalam negeri]," kata SBY. (sut)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel