Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Universitas Indonesia kukuhkan 2 guru besar

JAKARTA: Rektor Universitas Indonesia Prof Gumilar Rusliwa Somantri mengukuhkan dua guru besar di fakultas Teknik, yakni Profesor Slamet dan Profesor Yusuf Latief, di gedung Balai Sidang UI Depok Jawa Barat siang ini.

JAKARTA: Rektor Universitas Indonesia Prof Gumilar Rusliwa Somantri mengukuhkan dua guru besar di fakultas Teknik, yakni Profesor Slamet dan Profesor Yusuf Latief, di gedung Balai Sidang UI Depok Jawa Barat siang ini.

Profesor Slamet yang dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu teknologi fotokatalis dan rekayasa nanomaterial Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), merupakan staf pengajar Departeman Teknik Kimia (DTK) FTUI, staf ahli Unit Pelayanan Masyarakat DTK FTUI, dan dosen inti penelitian FTUI. Sementara itu, Profesor Yusuf Latief sebagai guru besar tetap dalam bidang ilmu teknik sipil FTUI, merupakan direktur lembaga teknologi FTUI, staf pengajar Departemen Teknik Sipil FTUI, dan koordinator Program Pascasarjana bidang Ilmu Teknik UI, Program Studi Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek dan Kosntruksi. Dalam pidato pengukuhannya, Prof Slamet menjabarkan mengenai luasnya potensi aplikasi teknologi nano-fotokatalis, diantaranya untuk pemurnian air limbah, penyediaan air bersih, purifikasi, dan anti korosi. Menurutnya, secara historis teknologi fotokatalis merupakan teknologi yang masih baru (ABG), tetapi dalam 3 dasawarsa terakhir mengalami perkembangan luar biasa. Terutama, sejak dikenal rekayasa nanomaterial foto-katalis dan berbagai rekayasa proses. "Ke depan saya yakin teknologi fotokatalis ini akan sangat aplikatif, atau dengan kata lain potensi pengaplikasiannya diberbagai kebutuhan akan sangat luas, dan luwes untuk digunakan dalam beragam permasalahan yang ada di Indonesia khususnya," ujarnya dalam sambutannya hari ini. Dalam acara itu, Yusuf Latief memaparkan upaya peningkatan daya saing konstruksi nasional yang masih sangat rendah pada saat ini. Dia menjelaskan untuk meningkatkan daya saing konstruksi nasional perlu melakukan pola penerapan cluster konstruksi, yakni pemetaan dan pembentukan komunitas. (esu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper