SIDOARJO: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak semua pihak khususnya kalangan petani dan nelayan untuk terlibat aktif dalam Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim.
"Semua pihak khususnya petani, nelayan dan pemerintah akan serius untuk menangani dampak anomali iklim termasuk pemanasan global. Langkah nyata diperlukan agar penyediaan komoditas pangan dapat dicukupi," kata Presiden SBY pada pencanangan Gerakan Nasional Penanganan Anomali Iklim oleh Petani dan Nelayan di Pusat Studi dan Pengembangan Agribisnis Holtikultura milik Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur di Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, hari ini.Dalam kesempatan itu Presiden SBY, mengapresiasi sejumlah langkah yang dilakukan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dalam mencari solusi dalam mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global."Langkah KTNA itu perlu didukung semua pihak. Mari melakukan langkah nyata, agar dampak anomali iklim bisa diminimalisir petani dan nelayan Indonesia," tegasnya.Menteri Pertanian Suswono menjelaskan pihaknya telah melakukan konsolidasi dengan sejumlah pihak agar dapat mengantisipasi anomali iklim agar pertanian termasuk produksi komoditasnya dapat tetap dipertahankan.Suswono menjelaskan salah satu langkah untuk penanganan anomali iklim diupayakan dengan mendayagunakan semua potensi lahan termasuk pekarangan penduduk agar bisa ditanami."Untuk tahap awal realisasi program pemanfaatan lahan pekarangan dapat dilakukan pada sedikitnya 100.000 kepala keluarga. Ini diharapkan dapat dimaksimalkan secara lebih massif dengan cakupan lebih luas agar tercapai kemandirian pangan nasional," kata Suswono pada kesempatan sama.Ketua Umum KTNA yang juga Ketua Induk Koperasi Petani dan Nelayan (Inkoptan), Winarno Tohir menyatakan kini jumlah petani dan nelayan di Indonesia mencapai sekitar 24 juta orang."Kalangan petani dan nelayan di Indonesia melalui KTNA telah melakukan kerjasama dengan sejumlah pihak guna penanganan anomali iklim. Sejumlah upaya telah dan akan dilakukan dalam rangka peningkatan produksi komoditas pertanian dan perikanan," kata Winarno.Dia menjelaskan upaya kerja sama itu dilakukan antara Inkoptan dengan PT Sangyang Sri dalam pengadaan benih dan pemasaran produk pertanian.Kerja sama lainnya, Inkoptan dengan Perum Bulog dalam penyerapan dan pembelian gabah serta beras petani. Berikutnya, kerja sama Inkoptan dengan PT Angkasapura II dalam pengadaan fasilitas pendinginan untuk proses ekspor bagi sejumlah komoditas pertanian dan perikanan di Bandara Soekarno Hatta.Kerja sama selanjutnya Inkoptan dengan Lembaga Pengelola Dana Bergulir UKM Petani dan Nelayan dalam proses pembiayaan bagi UMKM, petani dan nelayan.Winarno menambahkan pihaknya juga mendapat bantuan benih sejumlah jenis ikan sekitar 3 miliar ekor untuk direalisasikan dalam program mina padi."Benih sejumlah ikan seperti ikan mas, tawes, nila maupun udang galah dengan total 3 miliar ekor diharapkan dapat mencukupi kebutuhan program mina padi untuk areal lahan 1 juta hektare. Dengan asumsi 1 hektare butuh 3.000 ekor benih ikan," ungkapnya.(yn)