Bisnis.com, DENPASAR -- Ketua Panitia Pengawas Pemilu Denpasar I Wayan Sudarsana mengatakan bahwa penggunaan pakaian adat Bali saat melakukan pencoblosan mampu menciptakan suasana kondusif di pesta demokrasi saat ini.
Di beberapa TPS, masyarakat Bali memang memilih datang menggunakan pakaian adat. Pemilih pria akan menggunakan baju biasa tanpa lambang partai lengkap dengan kamben, selendang, dan udeng. Sementara, pemilih wanita juga menggunakan baju biasa tanpa lambang partai lengkap dengan kamben dan selendang.
Menurutnya, dengan pakaian adat dan warna baju yang bervariasi telah menciptakan suasana yang cukup kondusif saat pencoblosan. Masyarakat menggunakan hak pilih secara bebas tanpa ada intimidasi pihak lain.
"Daripada menggunakan satu warna, lebih baik pakaian adat yang bervariasi jadi suasana lebih kondusif," katanya.
Kata dia, hingga saat ini, pihaknya belum menemukan adanya pelanggarann yang terjadi. Walaupun setiap TPS telah memiliki catatan kerawanan akan kecurangam masing-masing. Kerawanan itu datangnya mulai dari faktor lingkungan hingga masyarakat.
Ada sebanyak 816 petugas pengawas yang disebar di masing-masing TPS untuk menghindari adanya kecurangan.
"Indikasi kecurangan, intimidasi, money politik belum ada kita temukan, semoga Denpasar aman dan terkendali," katanya.