Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra mengutuk keras penyebar berita palsu atau hoax yang mengatasnamakan dirinya tentang memilih muslim di Pilgub DKI yang menjadi buah bibir warganet.
Menurut Yusril, tulisan yang mengatasnamakan dirinya tersebut saat ini kembali beredar di sejumlah media sosial dan menjadi viral. Padahal dia mengatakan tulisan yang pertama kali muncul sekitar April 2017 itu sudah dibantah, namun kini tulisan tersebut kembali beredar.
"Saya tegaskan sekali lagi bahwa ini hoax, bukan tulisan saya. Ada kata Saudaraku Seiman yang tidak biasa digunakan oleh seorang muslim seperti saya," tuturnya hari ini, Kamis (22/2/2018).
Dia menjelaskan artikel yang mengatasnamakan dirinya itu menggunakan gaya bahasa berbeda dari tulisan biasanya. Dia mengutuk keras menyebar tulisan tersebut dan mengimbau agar tidak ada lagi yang menyebarkan tulisan itu di media sosial.
"Saya mohon jangan lagi tulisan hoax ini diforward ke mana-mana. Salam hormat saya Yusril Ihza Mahendra," katanya.
Adapun tulisan yang mengatasnamakan Yusril dan menjadi buah bibir warganet adalah sebagai berikut.
Oleh : Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra
Pilihannya ada pada anda semua warga muslim DKI sebagai pemilih di Jakarta. Wallahu a’lam.
Bagi kita mungkin tidak, tapi kelak anak cucu kita akan menjalani hidup yang berat, mengapa? Saudaraku seiman, negeri ini sedang diserang 5 kekuatan besar sekaligus dalam waktu bersamaan :
1. Komunis
2. Nasrani
3. Yahudi
4. Syiah
5. Munafikun.
Penyerangan telah dimulai sejak 18 tahun yang lalu dengan sangat sistematis, kini mereka telah berhasil masuk ke berbagai bidang :
1. Pemerintah
2. Ekonomi
3. Politik
4. Media
5. Pertanian
6. Kesehatan
7. Pendidikan
8. Pesantren dsb nya.
Mereka juga telah menguasai struktur birokrasi, DPR, MPR, KPK, Polisi bahkan TNI sudah nyaris dilumpuhkan. Kiyai Pesantren dan Tokoh Akademisi Reformasi sudah mulai mendukung mereka, penawaran bersifat duniawi sangat aktif mereka lakukan.
Paling parah adalah mereka telah berhasil mengubah konstitusi UUD 45, bahwa kini presiden bisa dijabat oleh seorang warga negara dengan KTP Non Pribumi.
Beberapa tokoh yang berupaya mengembalikan kemurnian konstitusi UUD 45 justru kemarin ditangkap dan dicurigai sebagai makar, tanpa alasan yang dapat dibuktikan.
Fakta kasat mata adalah Reklamasi Jakarta, dengan luas 800 Hektar akan mampu menampung lebih dari 20 juta penduduk imigran Cina. Seluruh imigran secara otomatis akan menjadi WNI dan memiliki KTP seumur hidup, mereka akan jadi penyumbang suara tetap setiap kali PILKADA dilangsungkan. Dengan 20 juta suara maka PILKADA akan mudah dimenangkan etnis Cina, sehingga Gubernur DKI dapat dipastikan akan selalu mereka raih, untuk selamanya.
Setelah Jakarta dikuasai maka berikutnya 200 juta imigran akan kembali masuk mengisi berbagai pulau negeri ini hingga tahun 2020, maka PILPRES pun akan mudah sekali mereka menangkan.
Kini semua tergantung upaya kita, tak bisa lagi kita berharap pada DPR dan MPR bahkan TNI untuk menghalau ancaman ini.
Bila sahabat Muslim tak peduli dengan kondisi ini, maka semua proses destruktif ini tak bisa dihentikan, dan tak ada jaminan anak cucumu terbebas dari murtad.
Pada saat itu, setiap hari akan menjadi hari yang berat untuk dilalui, penindasan dan perang sudah pasti tak terelakan.
Buka mata buka hati wahai Saudaraku, Beberapa negara Muslim sudah mengalaminya, kini hancur lebur negaranya, kita adalah target mereka berikutnya.
Kondisi mungkin akan segera berubah dalam hitungan bulan, dalam kurun 1 atau 2 tahun, semua proses sudah berjalan. Lakukan sesuatu wahai saudaraku, beritakan ini pada sahabat dan pada setiap Muslim di negeri ini, sampaikan dengan pelan, arif ..dengan kadar yang saudara kita mampu menerimanya. Sungguh Allah Maha Melihat Upayamu, hingga kelak Allah akan selamatkan anak cucumu karena upayamu hari ini, semoga kita semua "Husnul Khotimah". Aamiin.
Kondisi sebenarnya. Hanya mengingatkan … Akankah kita peduli?