Kabar24.com, JAKARTA — Amerika Serikat berhasil menjadi eksportir gas alam cair (LNG) secara tahunan untuk pertama kalinya sejak 1957.
Ekspor bersih LNG dari AS pada tahun lalu berhasil mencapai 0,4 miliar kaki kubik per hari. Capaian itu bertolak belakang dengan catatan pada 2016, di mana Paman Sam justru melakukan impor bersih sebesar 1,8 miliar kaki kubik.
“Catatan ekspor pada tahun lalu berpeluang berlanjut, terutama setelah permintaan gas alam yang dikirim melalui pipa ke Meksiko meningkat. Permintaan LNG dari AS juga berpotensi naik pada tahun ini,” kata Victoria Zaretskaya, analis US Energy Information Administration (EIA), seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/1).
Produksi LNG AS diperkirakan juga akan meningkat setelah dua lokasi tambang gas akan dibuka pada tahun ini. Saat ini, Paman Sam memiliki satu fasilitas pengembangan LNG tunggal yang dioperasikan oleh Sabine Pass, yang merupakan anak usah Cheniere Energy Inc.
Zaretskaya memperikirakan, ekspor LNG AS akan membantu menurunkan defisit neraca perdagangan Paman Sam dengan negara lain mulai tahun ini. Di sisi lain, produksi energi dari negara ini diprediksi akan mengubah pasar gas alam cair secara global.
Perubahan kondisi pasar LNG global juga akan disebabkan oleh kebijakan terbaru pemerintah China, sehingga permintaan dari negara tersebut melonjak.
Seperti diketahui, pemintaan pada produk LNG dari China menunjukkan peningkatan pada akhir tahun lalu dan diprediksi berlanjut pada 2018. Biro Administrasi Umum Bea Cukai China menyebutkan impor LNG pada November 2017 melonjak 53% dari bulan sebelumnya menjadi 4,06 juta ton. Adapun pengiriman dalam 11 bulan pertama 2017 naik 48,4%. Sementara itu, impor pipa gas naik 27,4% menjadi 2,5 juta ton.
Hal itu terjadi setelah, Pemerintah China memutuskan untuk melakukan reformasi konsumsi energi nasionalnya, Kementerian Lingkuan Hidup China pun tengah melakukan peralihan konsumsi energi masyarakatnya menuju ke produk energi bersih
"Kebijakan itu membuat operator terminal di China secara bersamaan memaksimalkan kapasitas mereka untuk mengimpor LNG sebanyak mereka bisa," tutur analis SCI International Liu Guangbin.
China sebagai pengguna energi terbesar di dunia menghadapi krisis pasokan pada musim dingin di tengah upaya Presiden Xi Jinping menyatakan perang terhadap polusi asap. Oleh karena itu, negara memutuskan memangkas penggunaan batu bara dan beralih ke gas alam.
National Development & Reform Commission (NDRC) sebagai perencana ekonomi utama China menyatakan China National Petroleum Corp. dan China National Offshore Oil Corp. harus mempercepat impor LNG untuk memenuhi permintaan musim dingin.