Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partai Diminta Lakukan Sinkronisasi Untuk Rebut Suara Pada Tahun Politik 2018

Di tengah polemik perpolitikan Indonesia saat ini, sinkronisasi antar partai politik untuk memperoleh suara dianggap menjadi jalan ciamik. Apalagi menyongsong tahun pilpres di 2019, parpol benar-benar banyak bergerak pada pilkada 2018 ini.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie (tengah) didampingi Ketua KPU Juri Ardiantoro (kiri) dan Ketua Bawaslu Muhammad memberikan konferensi pers seusai rapat membahas Pilkada serentak 2017 di Jakarta, Kamis (23/2)./Antara-Sigid Kurniawan
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie (tengah) didampingi Ketua KPU Juri Ardiantoro (kiri) dan Ketua Bawaslu Muhammad memberikan konferensi pers seusai rapat membahas Pilkada serentak 2017 di Jakarta, Kamis (23/2)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com,JAKARTA -- Di tengah polemik perpolitikan Indonesia saat ini, sinkronisasi antar partai politik untuk memperoleh suara dianggap menjadi jalan ciamik. Apalagi menyongsong tahun pilpres  2019, parpol benar-benar banyak bergerak pada pilkada 2018 ini.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menuturkan  pola Pilkada 2018   sangat berpengaruh pada pilpres  2019  dengan asumsi konsentrasi elektoral akan memakan  70% dari jumlah daftar pemilih tetap.

"Peta politik 2019 akan dipengaruhi oleh Pilkada 2018. Paling tidak jadi modal perolehan suara," tutur Hanta dalam acara bertajuk "Refleksi Tahun 2017 dan Menghadapi Tahun Politik 2018", Sabtu (6/1/2018).

Adapun 70% itu dimaksudkan  sebagian besar daerah pemilihan legislatif akan turut serta dalam pilpres tahun depan. Hal ini membuat seluruh elit parpol terjun memenangkan pilkada tahun ini.

Hanta melihat ada gerakan sinkronisasi antar partai politik di Indonesia saat ini dengan beberapa alasan yang mendasarinya. Salah satunya, karena adanya kesamaan ideologi partai. "Tidak dipungkiri, koalisi partai terbentuk karena adanya kedekatan," katanya.

Alasan lain yang juga penting adalah adanya faktor saling melengkapi dan saling membutuhkan. Dia mencontohkan tokoh politisi yang saat ini sedang hits, yakni Deddy Mizwar (Demiz) dan Dedi Mulyadi yang diusung menjadi calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat. Kedua kandidat pasangan ini bersatu lantaran faktor saling membutuhkan demi mendapat angka 20% dalam pemilu.

Lantas, fakta--fakta ini menunjukkan adanya sebuah sinkronisasi antar alat politik untuk bekerja sama dalam berdemokrasi dan mencapai tujuan politik.

Melihat kondisi itu, Hanta menuturkan adanya 4 faktor yang menentukan pertarungan politik kali ini, yakni faktor figur calon pemimpin di sejumlah daerah, faktor tren pelaku pemilih, dan faktor efektivitas mesin politik.

"Selain figuritas dari pemimpin, adanya isu di tengah masyarakat juga berpengaruh besar, bisa jadi isu berbau SARA, atau isu revolusi (perubahan)," paparnya.

Menilai elektabilitas mesin politik, Hanta mengatakan  sampai saat ini partai PDIP masih menduduki peringkat pertama. Sementara Golkar masih menduduki peringkat kedua kendati bisa jadi disusul oleh Partai Gerindra akibat kecacatan Golkar pada 2017.

Hanta menambahkan, dalam tahun politik ini dan menyusul pilpres tahun depan, sejatinya ada 4 hal yang perlu disinkronkan demi menjalankan budaya demokrasi yang sesuai dengan jalurnya. Yaitu mulai dari penyelenggara yang netral dan professional, peserta politik yang harus dewasa, faktor pemilih yang tidak menjunjung money politic, hingga penegakan regulasi dan aparatur negara yang bersikap netral.

"Kalau keempat aspek dipenuhi, demokrasi akan benar--benar diwujudkan," ungkapnya.

Hal sama disampaikan oleh Happy Bone Zulkarnai, DPP partai Golkar,  menyongsong tahun politik saat ini harus diantisipasi untuk politik yang beretika competitor partnership.

"Lihat saja. Kursi Partai Golkar ada 17, sementara Partai Demokrat 12 kursi, tapi Demiz yang jadi cagub, sementara Dedi Mulyadi jadi cawagub saja. Ini kondisi sinkronisasi, saling melengkapi, karena kondisi politik di Partai Golkar juga," tutur Happy kepada awak media dalam acara yang sama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper