Bisnis.com, JAKARTA—Konsumsi minyak Asia Tenggara diperkirakan akan terus tumbuh, setidaknya hingga 2040.
Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporannya menyebutkan, negara di kawasan ini akan terus meningkatkan konsumsinya lantaran kebutuhan akan bahan bakar fosil masih sangat tinggi. IEA mengatakan, hal itu terjadi seiring meningkatnya populasi penduduk dan tingginya mobilitas masyarakat melalui jalan darat.
“Konsumsi minyak di wilayah ini akan berkembang menjadi sekitar 6,6 juta barel per hari pada 2040 dari 4,7 juta barel per hari sekarang, dengan jumlah kendaraan di jalan raya meningkat sebesar dua pertiga menjadi sekitar 62 juta kendaraan,” ujar lembaga tersebut, seperti dikutip dari Reuters (24/10/2017).
IEA juga mengatakan, tren global yang mendorong penggunaan kendaraan berbahan bakar listri memang akan mengancam pemrintaan bahan bakar fosil secara global. Lembaga itu memperkirakan, permintaan minyak global akan mencapai puncaknya dalam 10-20 tahun ke depan, karena perannya akan tergantikan oleh listrik.
Kendati demikian, IEA mengatakan bahwa kasus khusus terjadi di Asia Tenggara. Menurut lembaga itu, kawasan ini diperkirakan tidak akan terpengaruh oleh kenaikan tren penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik hingga 2040.
"Pada 2040, ada sekitar 4 juta mobil listrik dengan total jumlah kendaraan di Asia Tenggara yang mencapai 62 juta. Permintaan energi listrik pun hanya akan menyumbang 1% dari kebutuhan energi transportasi," kata IEA.
Minyak, bersama dengan batu bara, akan memimpin pertumbuhan permintaan di sektor energi dan transportasi Asia Tenggara. Pasalnya, permintaan energi di kawasan ini diperkirakan akan meningkat hampir 60% pada 2040 dari permintaan saat ini.