Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hubungan Ekonomi AS-China Berpotensi Kembali Memanas

Hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dan China berpeluang kembali memanas, setelah Paman Sam berencana mengambil sejumlah kebijakan dengan Negeri Panda secara sepihak.
ilustrasi./.Reuters
ilustrasi./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA— Hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dan China berpeluang kembali memanas, setelah Paman Sam berencana mengambil sejumlah kebijakan dengan Negeri Panda secara sepihak.

Tanda-tanda itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump dikabarkan akan meluncurkan kebijakan terkait bagaimana menangani praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan oleh China. Hal itu disampikan oleh salah satu pejabat senior di tim penasihat Trump.

“Trump tengah mempertimbangkan untuk meminta Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lightihzer untuk melakukan penyelidikan terhadap praktik perdagangan China kepada AS,” kata pejabat itu, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/8/2017).

Penyelidikan itu akan didasarkan pada Undang-Undang (UU) Perdagangan AS 1974, Bagian 301. UU tersebut memungkinkan Presiden AS untuk secara sepihak memberlakukan tarif atau pembatasan perdagangan lainnya untuk melindungi industri nasional dari praktik perdagangan tidak adil negara-negara asing. 

Tindakan tidak adil tersebut meliputi pelanggaran perjanjian perdagangan atau tindakan diskriminatif negara asing yang membebani perdagangan AS.

Pejabat tersebut, pengumuman mengenai penerbitan kebijakan itu berpotensi dilakukan pada pekan ini. Pemerintah AS sendiri  mengaku memiliki daftar panjang keluhan tentang aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh China. Keluhan tersebut termasuk tuduhan kepada Beijing yang sengaja melakukan praktik dumping pada produk baja dan pencurian kekayaan intelektual AS.

Sebelumnya, Pemerintah China mengaku bahwa aktivitas perdagangan China dan AS selama ini telah menguntungkan kedua belah pihak. Beijing pun mengaku siap bekerja sama dengan Washington untuk memperbaiki hubungan dagang mereka. Namun, kesepakatan itu telah tertunda dalam pertemuan pejabat kedua negara bulan lalu di AS. Mereka gagal merumuskan keutusan terkait hubungan dagang yang baru antara kedua negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper