Kabar24.com, JAKARTA -- Bank terbesar di Jepang berencana melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja yang paling dramatis sejak 20 tahun yang lalu.
Seperti dilansir Bloomberg, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc mempertimbangkan untuk merumahkan sekitar 10.000 pegawainya, atau sekitar 7% total tenaga kerja dalam satu dekade ke depan karena suku bunga rendah dan meningkatnya persaingan menekan margin laba perusahaan.
Langkah ini merupakan contoh mencolok bagaimana bank-bank Jepang berjuang menghadapi lingkungan bisnis yang semakin menantang karena kebijakan suku bunga negatif bank sentral mengikis marjin dan populasi yang menyusut mengurangi permintaan kredit.
MUFG berusaha untuk merombak perusahaan dengan menutup cabang dan meningkatkan investasi teknologi Langkah ini bertujuan untuk berkompetisi dalam kemajuan digital di industri keuangan dan memberi kesempatan untuk penghematan biaya.
"Saya pikir ini adalah masalah besar. Bagi perbankan, pada dasarnya model bisnis mereka perlu diubah, dan ini adalah salah satu langkahnya," kata Michael Makdad, analis perbankan Haitong International Securities Group Ltd, seperti dikutip Bloomberg.
Saham MUFG naik 1,1% ke level 722,6 yen pada penutupan perdagangan di Tokyo hari Jumat (16/6/2017). Saham MUFG telah menguat naik kurang dari 1% tahun ini, mengikuti kenaikan 5,41% pada indeks Topix.
Baca Juga
Menurut sumber perusahaan, pengurangan tenaga kerja dapat terjadi lebih cepat dari rencana 10 tahun tersebut. Sebagian besar posisi yang dikurangi merupakan posisi domestic. MUFG yang didirikan pada tahun 2005 dalam sebuah merger mempekerjakan sekitar 147.000 orang di seluruh dunia.
Ketika ditanya tentang rencana tersebut, juru bicara MUFG Taiki Kitaura menolak memberikan komentar selain mengatakan bahwa perusahaan mempertimbangkan berbagai opsi seperti mengurangi volume pekerjaan dengan memanfaatkan teknologi digital.