Kabar24.com, JAKARTA--Rusia memveto draf resolusi Dewan Keamanan PBB berisi kecaman terhadap dugaan serangan senjata kimia di Suriah serta desakan agar Damaskus bekerja sama dengan penyelidik internasional.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Vladimir Safronkov mengatakan bahwa draf resolusi yang diajukan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis itu sudah gagal sejak awal.
"Hasilnya sudah ditentukan sebelumnya karena kami telah secara konsisten mengutarakan ketidaksetujuan atas isi dokumen tersebut," ujarnya sebagaimana dikutip BBC.com, Kamis (13/4/2017).
Rusia mendesak penyelidikan internasional digelar secara independen sekaligus mempertanyakan mengapa negara-negara Barat bisa cepat menyebut pemerintah Suriah dan Presiden Bashar al-Assad sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden dugaan serangan senjata kimia.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tudingan bahwa pemerintah Suriah berada di balik dugaan seragan senjata kimia. Putin mengklaim Suriah telah menyerahkan semua pasokan senjata kimianya.
Secara keseluruhan, Rusia—sebagai salah satu dari lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB—telah mengeluarkan delapan veto yang menggagalkan draf resolusi DK PBB terkait Suriah.
Baca Juga
Selain Rusia, negara lain yang menolak adalah Bolivia. Adapun China, Ethiopia, Kazakhstan bersikap abstain. Sebanyak 10 negara anggota DK PBB lainnya mendukung draf resolusi tersebut.
Melalui draf resolusi itu, AS, Inggris, dan Prancis berniat meminta pemerintah Suriah mematuji rekomendasi tim pencari fakta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) serta mekanisme tim gabungan OPCW-PBB.