Kabar24.com,J AKARTA - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol R. P. Argo Yuwono menyebut, unjuk rasa yang dilakukan pada Jumat (31/3/2017) lalu hanyalah sebuah pemanasan untuk sebuah rencana yang lebih besar.
Argo menjelaskan, bahwa berdasarkan temuan polisi, dalam dua pertemuan yang dihadiri oleh lima tersangka kasus dugaan pemufakatan makar yang diamankan pada 31 Maret dini hari lalu, terdapat sejumlah rencana yang lebih besar untuk menggulingkan pemerintahan yang sah, termasuk dengan menguasai gedung DPR/MPR.
"Untuk tanggal 30 dan 31 kemarin, kegiatan pemanasan saja. Nanti akan kami dapatkan grand design lebih besar," kata Argo, Senin (3/4/2017).
Kendati baru sekedar wacana, sejumlah rencana aksi telah disusun sedemikian rupa, khususnya untuk menguasai gedung DPR/MPR seperti sejumlah rute yang bisa dilewati, rencana menabrakkan truk di pagar DPR/MPR.
"Di situ sampai terinci, masuk ke gedung DPR/MPR, ada beberapa jalan yang dilewati. Ada juga caranya untuk menabrakkan kendaraan truk di pagar belakang DPR. Ada juga tujuh pintu dari hasil rapat itu, gorong-gorong, jalan setapak. Jadi dengan asumsi bahwa kalau semua massa sudah masuk ke gedung DPR, akan kesulitan didorong keluar," jelas Argo terkait perincian rencana yang menduduki gedung DPR/MPR.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, bahwa berdasarkan hasil pertemuan yang dilaksanakan oleh para tersangka, aksi lebih besar yang disebut revolusi ini rencananya akan dilaksanakan usai pemilu Jakarta putaran kedua.
Baca Juga
Seperti diketahui, Pada Jumat (31/3/2017) polisi mengamankan lima orang dari sejumlah tempat berbeda. Kelima orang ini kemudian ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pemufakatan makar.
Sebelum berlangsungnya aksi, kelima orang ini diketahui mengadakan pertemuan di dua tempat berbeda yakni Kalibata yang dihadiri oleh MAK, IR dan Za, serta pertemuan di Menteng yang dihadiri oleh V dan M.