Bisnis.com, JAKARTA - Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF) 2016 yang digelar pada 5 Oktober - 8 Oktober di Magelang dan Yogyakarta, tidak hanya membahas kitab-kitab klasik Nusantara. Dalam perhelatan yang memasuki tahun kelima ini, juga akan ada pidato kebudayaan oleh sineas Garin Nugroho, workshop penulisan cerita pendek, pameran foto, pameran lukisan, pergelaran kesenian dari berbagai daerah di Indonesia, musyawarah penerbit-penulis, dan pemberian penghargaan Sang Hyang Kamahayanikan Award.
Selama perhelatan BWCF 2016 akan digelar musyawarah berdirinya asosiasi penulis profesional dari berbagai latar belakang, seperti fesyen, olah raga, budaya, novelis, dan lain lain.
Kurator BWCF 2016 Seno Joko Suyono mengatakan, ide pembentukan asosiasi ini karena melihat kebutuhan belum adanya asosiasi yang secara khusus menaungi para penulis. Apalagi, tren tujuh tahun belakangan ini menunjukkan semakin banyak penulis yang mengandalkan hidupnya dari menulis.
"Adanya asosiasi memberikan banyak keuntungan, misalnya memberikan akses penulis ke festival di luar negeri, hubungan antara penulis-penerbit," tutur Seno.
Selanjutnya, agenda workshop penulisan cerpen Kompas oleh Putu Fajar Arcana dan Joko Pinurbo. Pada malam harinya akan diadakan pertunjukan kesenian dari berbagai daerah di antaranya, Seribu Topeng oleh Sujopo Sumarah Purbo (Malang), Komunitas Lima Gunung (Magelang),PM Toh (Aceh), Tari Fomani (Pulau Siompu, Buton), Komunitas Bissu (Sulawesi Selatan), Reyog Bulkiyo (Blitar), Ganzer Lana (NTT), Tari Centhini oleh koreografer Heri Lentho (Surabaya), Lamalera Band (NTT), DnD Music (Yogyakarta), dan pementasan Serat Centhini oleh Agnes Christina (Jakarta).
Selain itu akan tampil para penyair yang mementaskan puisinya, yaitu Oka Rusmini, Cyntha Hariadi, Ali Arsy, Norman Erikson Pasaribu, F. Aziz Manna, dan Sosiawan Leak, dan pameran foto oleh Fendi Siregar. Fendi Siregar telah bertahun-tahun melakukan perjalanan budaya napak tilas Serat Centhini, serta pameran lukisan oleh Lenggeng Art Foundation.
Pameran seni rupa diikuti sekitar 20 seniman. Seniman paling senior adalah Srihadi Soedarsono dan Sunaryo hingga perupa-perupa muda dari Yogyakarta dan Bali.
Adapun Sang Hyang Kamahayanikan Award 2016 akan diberikan kepada tokoh yang berjasa melakukan pengembangan dan pengkajian sejarah dan peradaban Nusantara.