Bisnis.com, JEDDAH — Jelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mematangkan sinkronisasi data untuk kepastian layanan bagi jemaah.
Direktur Jenderal Penyelenggarnan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief mengatakan saat ini masih banyak terjadi pergeseran data di lapangan, khususnya terkait dengan 8 syarikah yang menyediakan layanan jemaah haji. Penataan ulang diperlukan untuk lancarnya proses pelayanan selama puncak ibadah haji nanti.
"Data awal yang saat ini di lapangan banyak bergeser, itu harus bisa ter-capture kembali. Di hotel sekian orang, berapa jumlahnya, kemudian maktabnya apa saja, lokasi di arafahnnya mana. Layanan syarikah mana, kami akan tata ulang dan cek kembali dan bicarakan bersama dengan perusahaan layanan," jelas Hilman saat memberikan keterangan pers di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Jumat (24/5/2025) malam.
Dia mengatakan, meskipun sempat terjadi dinamika terkait dengan keterlibatan 8 syarikah yang berdampak pada terpisahnya jemaah dalam satu kelompok terbang (kloter), pada hakikatnya kebijakan itu dirancang untuk memberikan kepastian layanan, termasuk nanti pada saat di Armuzna hingga penyelenggaraan haji tuntas.
"Ada data penerbangan awal kemarin, ada visanya belum keluar dan, akhirnya harus ada rekomposisi, tapi itu insya Allah bisa kami tuntaskan," ujarnya.
Selain itu, yang kini menjadi fokus PPIH adalah mekanisme pergerakan 203.320 jemaah haji Indonesia untuk wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan di Mina.
Baca Juga
Hilman sebelumnya juga mengatakan progres distribusi kartu Nusuk kepada jemaah calon haji Indonesia yang telah tiba di Tanah Suci sudah melebihi 90%. Selain itu, jemaah yang belum menerim kartu Nusuk dalam bentuk fisik juga dapat memanfaatkan versi digital yang bisaa diunduh secara mandiri.
"Ini masih kerja panjang, baru sepertiga perjalanan, saya minta moral petugas jangan turun, terus kerja keras, jangan termakan isu. Ada masalah selesaikan, ada sesuatu yang salah harus klarifikasi," tegas Hilman.