Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi buka suara soal alasan di balik keputusan efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
Dia mengatakan dari total APBN sebesar Rp3.600 triliun, Presiden Prabowo Subianto hanya meminta efisiensi sebesar Rp306 triliun, yang setara dengan 8,5% dari rencana belanja pemerintah. Sehingga dia menganalogikan itu seperti orang tua yang menyisihkan segenggam beras.
"Kira-kira ini seperti segenggam beras yang disisihkan nenek kita dulu sebelum memasak nasi. Makan kita tidak akan berkurang, tubuh tidak akan lemas, dan anggota keluarga tidak akan kekurangan makan. Bahkan, sering kali nasi yang dimasak justru bersisa," ujarnya dikutip melalui akun instagram @hasan_nasbi, Kamis (13/2/2025).
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa dalam konteks APBN, belanja yang tidak esensial bisa disamakan dengan makanan yang terbuang. Misalnya, seseorang membeli pakaian hingga memenuhi lemari, tetapi hanya menggunakan 5—6 potong pakaian secara rutin.
Sayangnya, kata Hasan, sisa pakaian akan tergantung bertahun-tahun tanpa terpakai. Oleh karena itu, efisiensi harus dialihkan ke kegiatan produktif agar tidak berujung pada kebiasaan "menghabiskan anggaran" di akhir tahun.
"Ini yang disebut belanja penuh lemak. Manfaatnya hampir tidak ada, tetapi jika dialihkan ke program produktif, dampaknya akan besar bagi masyarakat. Sama seperti jimpitan beras yang jika dikumpulkan oleh sekampung atau senegara, bisa memberi makan mereka yang membutuhkan," imbuhnya.
Baca Juga
Sebagai contoh, dia mengatakan bahwa efisiensi 50% dari perjalanan dinas dapat menghemat Rp22 triliun, yang cukup untuk memperbaiki 10.000 sekolah atau membeli gabah dari jutaan petani dengan harga minimal Rp6.500 per kg.
Hasan menekankan bahwa penghematan ini akan memberikan manfaat nyata bagi banyak orang hanya dari satu jenis efisiensi.
"Jadi, jika masih ada yang mengeluh soal efisiensi ini, coba pejamkan mata dan bayangkan nenek kita yang diam-diam menyisihkan segenggam beras untuk ditabung. Ternyata, kenyang kita tidak berkurang sama sekali. Jika ada yang terganggu, mungkin hanya hasrat kita," pungkas Hasan.