Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Senior Faisal Basri tutup usia pada hari ini, Kamis (5/9/2024). Sejumlah institusi mengenang perjalanan Faisal sebagai ekonom hingga pemerhati politik.
Faisal menghembuskan nafas terakhirnya pagi ini pukul 03.50 WIB di Rumah Sakit (RS) Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Saat ini dia berumur 65 tahun.
Rencananya, Faisal akan dimakamkan sore ini setelah disalatkan di Masjid Az Zahra, Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan.
Adapun Universitas Indonesia (UI), tempat Faisal mengajar lebih dari 40 tahun, menyampaikan duka cita yang mendalam. Faisal dikenal tidak hanya atas kiprahnya di bidang ekonomi, namun juga politik.
"Keluarga besar Universitas Indonesia turut mendoakan agar almarhum diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kesabaran dalam menghadapi kehilangan ini," demikian keterangan resmi dari Kepala Biro Humas dan KIP UI Amelita Lusia, Kamis (5/9/2024).
Sebagaimana diketahui, Faisal pernah maju di Pilkada Jakarta 2012 lewat jalur independen. Kendati demikian, Faisal dikenal tetap mendedikasikan hidupnya untuk mengajar di kampus UI.
Baca Juga
Sejak 1981, dia telah mengampu berbagai mata kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI seperti Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, dan Sejarah Pemikiran Ekonomi.
Faisal juga berbagi ilmunya di Program Magister Akuntansi (MAKSI), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (PNPM), serta Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Di Kampus Kuning itu, Faisal juga didapuk sebagai Kepala Departemen Ekonomi dan Studi Pembangunan UI (1995-1998). Selain itu, dia pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta (1999-2003).
Kiprahnya di bidang ekonomi diteruskan juga dengan mendirikan Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef), sebagai salah satu pendiri.
Di pemerintahan, dia pernah bergabung ke tim "Pembangunan Ekonomi Dunia” di bawah Asisten Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Kedua pada 1985-1987. Dia juga pernah mendapat kepercayaan sebagai anggota Tim Bantuan Presiden untuk Urusan Ekonomi pada 2000.
Sebagai keponakan dari mantan Wakil Presiden Adam Malik, Faisal disebut mengajarkan nilai-nilai kepemimpinan dan pengabdian. Sebelum berkiprah di dunia pendidikan hingga pemerintahan, Faisal mengenyam pendidikan Sarjana di FEB UI, meraih gelar Master of Arts dalam bidang ekonomi dari Vanderbilt University, Amerika Serikat (AS).
Kenangan Anwar Abbas
Selain UI, kiprah Faisal turut dikenang oleh Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas. Faisal disebut sebagai 'Ilmuan Pejuang'.
Anwar mengenang Faisal sebagai sosok yang tidak pernah lelah dalam perjuangannya. Dia menceritakan almarhum terkadang tetap hadir di berbagai acara sebagai narasumber kendati dalam keadaan sakit.
"Bahkan di suatu kesempatan beliau saya lihat hanya tampil beberapa menit saja kemudian terpaksa turun dari podium karena tidak mampu menahan sakit untuk kembali ke tempat penginapannya bagi beristirahat," kenang Anwar melalui keterangan tertulis.
Anwar menyebut Faisal adalah seorang dosen dan ekonom yang sangat kritis. Hal itu, terangnya, terlihat dari analisis dan argumen-argumennya yang dibangun di atas landasan-landasan teoritis yang bisa dipertanggung jawabkan.
"Dia termasuk ilmuan yang langka yang berani menyampaikan pendapat-pendapatnya di depan publik meskipun hal demikian menentang arus sehingga terkadang kita lihat bukan dia yang takut dengan komentar-komentarnya yang menyengat rezim itu, tapi panitia yang mengundangnya sebagai pembicaralah yang ketar-ketir mendengar kritikan-kritikannya yang pedas tersebut," kenang Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.