Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Mendebarkan Saat Pemudik Lewati Jalur 'Tengkorak' Alas Roban

Dulu Alas Roban dikenal sebagai jalur tengkorak di Jawa Tengah lantaran banyaknya kecelakaan yang terjadi saat arus mudik di jalur tersebut.
Ilustrasi Alas Roban/Istimewa
Ilustrasi Alas Roban/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Mudik menjadi salah satu tradisi yang ditunggu-tunggu ketika menyambut lebaran Idulfitri. Ada banyak cerita yang datang dalam setiap perjalanan mudik, baik senang akhirnya bertemu keluarga maupun berita duka. 

Salah satu pemudik asal Jakarta Ferry Saputra (28) membagi kisahnya kala mudik menuju Magelang pada 10 April kemarin. 

Ferry bersama sang ayah memilih menggunakan motor dan berangkat pada hari pertama lebaran selepas salat Idulfitri. Dia menyebut banyak pemudik yang menggunakan motor seperti dirinya kala itu,sehingga jalanan cukup macet dari Jakarta menuju Karawang. 

“Dari Karawang ke Cirebon sudah agak lengang, tetapi sampai di Cirebon agak malam sekitar jam 10. Akhirnya saya dan ayah saya memutuskan untuk berhenti dan menginap di hotel sekitar,” kata Ferry kepada Bisnis, Jumat (12/4/2024). 

Pagi harinya, Ferry mengatakan dirinya bersama sang ayah melanjutkan perjalanan melalui jalur pantura melewati Brebes, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan. Di Pekalongan, Ferry berhenti sejenak untuk menunaikan salat. 

Selepas dari Pekalongan, dirinya harus melewati jalur Alas Roban di Kabupaten Batang yang terkenal angker. Ferry mengatakan di Alas Roban kini sudah ada tiga jalur yang menjadi pilihan. 

Satu jalur lama, kemudian yang dua jalur alternatif baru. Ferry mengatakan dirinya sengaja untuk memilih jalur lama lantaran penasaran. Dia sempat membaca artikel-artikel terkait dengan kisah mistis di jalur yang dikelilingi pohon-pohon tinggi itu. Ferry mengatakan jalur Alas Roban yang lama seperti terbengkalai karena kini sudah ada jalur baru. Kala itu, lanjut Ferry, tidak banyak pemudik yang melewati jalur tersebut. 

“Ada sih memang satu dua tapi sepertinya warga sekitar situ. Kalau pemudik enggak ada. Sebelum ada tol dan jalur baru padahal bus, truk, mobil, dan motor lewat situ semua,” katanya. 

Ferry mengatakan memang jalur lama lebih berkelok dan curam. Sementara jalur baru saat ini hanya lurus saja dan tidak terjal. Ferry berkisah meskipun dirinya berkendara siang hari, suasananya terasa kelam lantaran banyak pohon-pohon besar di jalur Alas Roban lama. Selain itu, selama di jalur tersebut dirinya juga melihat saksi bisu kecelakaan yang terjadi di sana seperti pembatas jurang yang penyok. 

“Kalau pinggiran jurang itu kan biasanya ada pembatas ya, nah itu sudah ada yang rusak dan seperti bekas tabrakan, jadi mencuat keluar. Banyak sekali rekam jejak [kecelakaan] di sana,” kenangnya. 

Tak hanya sampai disitu, setelah kurang lebih 4–5 menit melewati jalur Alas Roban dan masuk ke jalur biasa, Ferry mengatakan banyak tempat makan yang sudah tutup, sehingga kekosongannya semakin terasa di sana, padahal dulu sempat menjadi jalur yang ramai digunakan pemudik. 

Mengutip berbagai sumber, jalur Alas Roban menghubungkan kota Batang dan Semarang yang merupakan bagian dari jalur pantura. Kawasan ini dulunya memang hutan belantara yang kemudian dibelah untuk dibuat jalan raya yang dibangun pada masa penjajahan Hindia Belanda. 

Jalur ini juga dikenal sebagai Jalur Tengkorak di Jawa Tengah lantaran banyaknya kecelakaan yang terjadi saat arus mudik di jalur tersebut. Selain karena jalannya yang menanjak dan berkelok, minimnya penerangan juga menjadi salah satu penyebab kecelakaan.

Konon Alas Roban juga disebut menjadi tempat pembuangan mayat-mayat korban Petrus atau penembak misterius era 1980-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper