Bisnis.com, JAKARTA — Biro Investigasi Federal (FBI) AS telah menyurati para penumpang yang berada di pesawat Boeing 737 MAX 9 Alaska Airlines yang mengalami keadaan darurat di udara pada 5 Januari bahwa mereka mungkin menjadi korban dari tindak pindana.
Melansir Reuters, surat-surat tersebut, yang merupakan langkah prosedural dalam beberapa investigasi kriminal oleh Departemen Kehakiman, merupakan tanda bahwa penyelidikan terhadap keadaan darurat MAX 9 terus berlanjut.
Surat-surat tersebut, bertanggal Selasa, mengatakan bahwa FBI telah mengidentifikasi para penumpang "sebagai kemungkinan korban kejahatan. Kasus ini saat ini sedang diselidiki oleh FBI. Investigasi kriminal dapat memakan waktu lama, dan, karena beberapa alasan, kami tidak dapat memberi tahu Anda tentang kemajuannya saat ini."
Surat-surat tersebut sebelumnya dilaporkan oleh Seattle Times.
Seorang juru bicara FBI di Seattle menolak berkomentar, dengan alasan kebijakan Departemen Kehakiman yang "tidak mengkonfirmasi atau menyangkal adanya penyelidikan."
Departemen Kehakiman pada tahun 2022 memperbarui pedomannya untuk memberi tahu korban tentang potensi kejahatan setelah kerabat dari 346 orang yang tewas dalam dua kecelakaan Boeing 737 MAX 8 pada tahun 2018 dan 2019 mengatakan hak-hak hukum mereka telah dilanggar ketika departemen tersebut melakukan penundaan penuntutan pada bulan Januari 2021 dan berurusan dengan Boeing tanpa memberi tahu mereka.
Baca Juga
Departemen tersebut juga meminta maaf karena tidak bertemu dengan keluarga korban kecelakaan sebelum pengumuman kesepakatan yang mengakhiri penyelidikan selama 21 bulan terhadap desain dan pengembangan 737 MAX 8.
Boeing menolak berkomentar pada hari Jumat namun mengatakan pada bulan ini bahwa pihaknya akan terus bekerja sama secara penuh dan transparan dengan semua penyelidikan pemerintah.
Alaska Airlines mengatakan pihaknya sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan dan tidak yakin maskapai tersebut menjadi target penyelidikan.
Dalam keadaan darurat di udara, panel penutup pintu robek dari sisi jet MAX 9 pada ketinggian 16.000 kaki, meninggalkan lubang persegi panjang seukuran lemari es di dalam pesawat.
Pesawat mendarat dengan selamat dengan 171 penumpang dan enam awak di dalamnya. Tujuh penumpang dan satu pramugari mengalami luka ringan.
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional mengatakan empat baut kunci tampaknya hilang dari pesawat yang dikirimkan Boeing beberapa bulan sebelumnya. Boeing mengatakan pihaknya yakin dokumen yang diperlukan yang merinci pelepasan baut tidak pernah dibuat.
Setelah insiden tersebut, FAA melarang terbang MAX 9 selama beberapa minggu, melarang Boeing meningkatkan tingkat produksi MAX dan memerintahkannya untuk mengembangkan rencana komprehensif untuk mengatasi "masalah pengendalian kualitas sistemik" dalam waktu 90 hari.