Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden (capres) Anies Baswedan menyinggung program pemerintah saat ini yang hanya besar saat awal saja.
Dia melihat bahwa program yang saat ini dilakukan pemerintah selalu gencar saat awal saja dan lambat ketika sudah eksekusi karena kurangnya pengawasan atau monitoring.
“Kita sudah menyaksikan program pemerintah itu besar saat diluncurkan, lalu mulai lambat saat eksekusi, dan di ujung tidak ada monitoring,“ kata Anies dalam acara “Dialog Capres Bersama Apindo” di Menara Bank Mega, Senin (11/12/2023).
Dia kemudian membandingkan program pemerintah pusat dengan program yang dia laksanakan di Jakarta saat menjadi gubernur. Menurutnta, sistem program kerja yang dijalaninya lebih efisien dan tidak lambat seperti program kerja pemerintah pusat karena ada monitoring.
"Kami tidak kerjakan itu di Jakarta, kami membuat sistem delivery monitoring yang itu alhamdulilah di Jakarta memastikan semua yang dulu janji-janji politik jadi program, sebab ada sistem monitoring delapan kolom setiap dua minggu sekali dimonitor," ujarnya.
Anies pun membeberkan sejumlah janji-janji politiknya pada masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 silam, kini direalisasikan setelah dirinya menjabat seperti pembangunan Jakarta Internasional Stadium, Sekolah Net Zero, dan pembangunan trotoar
Baca Juga
Lebih lanjut, dirinya menuturkan bahwa program-program tersebut tidak dapat dikerjakan oleh inspektur hingga birokrasi itu sendirian, perlu delivery unit.
“Kenapa? Bukan karena apa-apa, tapi karena mesin organisasi digerakkan pakai sistem. Sistemnya itu delivery unit, bagaimana keputusan politik itu ditransformasi menjadi mesin birokrasi yang berfungsi, sehingga sampai ke ujung," ucap Anies.