Meski para ilmuwan tahun bahwa Wolbachia bisa menurunkan penyebaran demam berdarah, namun Wolbachia tidak secara alami ditemukan pada nyamuk Aedes aegypti.
Para peneliti kemudian memasukkan bakteri ke dalam telur nyamuk dengan menggunakan jarum suntik yang sangat kecil. Nyamuk yang tumbuh dari telur tersebut terinfeksi.
Nyamuk Aedes aegypti yang menetas dan hidup bersama Wolbachia baik-baik saja. Dan seperti yang diharapkan, Wolbachia mampu memblokir sebagian besar virus yang menyebabkan DBD.
Hal ini membuat para peneliti berpikir jika mereka dapat menginfeksi semua nyamuk di desa atau kota, mereka mungkin dapat menghentikan penyakit tersebut.
Berbeda dengan insektisida yang disemprotkan ke setiap jalan dan mengalir ke sistem air, metode ini tidak akan merusak ekosistem.
Hal yang sama disampaikan oleh Prof Zubairi yang juga mengatakan bahwa tujuan dikembangkannya proyek ini adalah untuk menurunkan penyebaran Demam Berdarah (DBD), demam kuning, dan chikungunya.
Baca Juga
"Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengeu yang terkandung dalam nyamuk aedes aegypti. Gampangnya, ini seperti vaksin, tapi yang divaksin itu nyamuknya agar tidak menyebarkan virus ke manusia," jelasnya.
Di Indonesia sendiri, nyamuk Wolbachia sudah disebar, tepatnya di Yogyakarta.
Setelah diteliti oleh UGM, hasilnya mengejutkan, kasus DBD pada daerah yang diteliti mengalami penurunan sampai 77%. Begitu pun dengan presentase pasien yang dirawat di RS, turun sampai 86%.