Bisnis.com, JAKARTA — Calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar siap menjadi pasangan pertama yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU) jika proses pendaftaran peserta Pemilihan Presiden 2024 dibuka.
Mewakili Koalisi Perubahan, Juru bicara Anies Baswedan Sudirman Said mengatakan bahwa kesiapan pasangan Anies dan Muhaimin tak lepas dari bulatnya dukungan tiga partai politik yakni Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mendukung keduanya sebagai paket capres-cawapres.
Pada Jumat (15/9/2023), Musyawarah Majelis Syura IX PKS secara resmi mengamanahkan Muhaimin Iskandar untuk mendampingi Anies Rasyid Baswedan menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Dengan keputusan Majelis Syura PKS, kami merasa keraguan di masyafakat terhapus. Satu demi satu langkah dilewati dan saat ini sudah tiga partai politik yang menyepakati pasangan Anies-Muhaimin," ujarnya saat menggelar konferensi pers di Brawijaya, Sabtu (16/9/2023).
Dengan dukungan tiga parpol yang bulat itu, kata Sudirman Koalisi Perubahan saat ini paling siap menuju pendaftaran peserta Pilpres mendatang.
Berdasarkan data perolehan suara Pemilu 2019, PKB mendapat 9,69 persen suara, lal Partai Nasdem sebanyak 9,05 persen, dan PKS sebesar 8,21 persen.
Baca Juga
Jika jumlah suara digabungkan mencapai 26,95 persen. Artinya, jumlah itu sudah mencukupi gabungan tiga parpol itu untuk mengusung capres-cawapres di pemilu mendatang.
"Dengan komposisi suara ini, seperti yang disampaikan oleh Pak Surya Paloh [Ketua Umum Partai Nasdem], pasangan Anies-Muhaimin sangat siap dan akan menjadi yang pertama mendaftar di KPU," kata Sudirman.
Dalam kesempatan itu, Sudirman juga menyatakan akronim yang akan diusung untuk memudahkan kampanye pasangan Anies-Muhaimin yakni Amin.
Dia memastikan semangat yang diusung oleh Amin ke depannya tetap sama yakni perubahan. Hanya saja, Sudirman menengaskan perubahan mesti dimaknai meneruskan program-program yang baik dan melakukan perbaikan atau bahkan mengganti program yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan masyarakat oleh pemerintahan sebelumnya.
"Tentu kami akan meneruskan hal-hal yang baik. Tapi kami juga berani melakukan perubahan atas hal-hal yang kurang baik. Kalau hanya meneruskan program, buat apa ada Pemilu," katanya.
Mantan Menteri ESDM itu menyatakan saat ini, pengusung Anies-Muhaimin sangat terbuka untuk parpol lain yang ingin bergabung dalam koalisi tersebut.
Bahkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan bagi parpol lain seperti Partai Demokrat yang sejak awal sudah bergabung dqlam koalisi, tapi kemudian mundur setelah keputusan duet yang diusung adalah Anies dan Muhaimin.