Bisnis.com, JAKARTA - Kebakaran hutan di Lahaina, Maui, Hawaii AS telah menyebabkan kematian sedikitnya 80 orang. Biaya pemulihan pun ditaksir sebesar US$5,52 miliar atau sekitar Rp84,58 triliun (kurs Rp15.323 per US$)
Pacific Disaster Center dan FEMA pada Sabtu (12/8/2023) menyebut penyebab yang membuat kebakaran kian menjalar, lantaran struktur bangunan di Lahaina yang dikombinasikan dengan angin berkecepatan badai dan hembusan angin, memungkinkan kebakaran menghancurkan banyak bangunan di area tersebut.
Dalam temuannya Thomas Jeffery, ilmuwan CoreLogic, menyatakan bahwa kebanyakan properti tempat tinggal di Lahaina memiliki dinding berlapis kayu. Beberapa di antaranya jug memiliki beranda tinggi dengan kisi-kisi di bawahnya. Menurut Thomas, keduanya adalah karakteristik yang membuat tempat tersebut rentan terhadap pembakaran oleh bara atau nyala langsung.
“Namun, masih belum diketahui sepenuhnya sejauh mana kerusakannya. Kami [CoreLogic] butuh beberapa waktuuntuk memastikannya,” tulisnya dalam keterangan resmi yang dikutip dari ABC Chicago, Minggu (13/8/2023).
Berdasarkan perkiraan awal dari perusahaan riset CoreLogic, kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai setidaknya US$1,3 miliar atau setara dengan Rp19,92 triliun.
Kemudian, ditambah kerusakan properti terjadi di Lahaina, sebuah kawasan pariwisata dan pusat ekonomi di Maui, di mana tinggal sedikitnya 9.000 orang. CoreLogic memperkirakan lebih dari 2.808 rumah akan perlu direkonstruksi, dengan biaya rekonstruksi sekitar US$1,1 miliar atau Rp16,85 triliun.
Biaya lain adalah pemulihan wilayah Pulehu yang mengalami kerusakan sekitar US$147 juta atau Rp2,25 triliun, serta Pukalani mengalami kerusakan sekitar US$4,2 juta atau setara Rp64,35 miliar.
Para pejabat memperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat. Mereka mengatakan bahwa pemulihan sepenuhnya mungkin memerlukan bertahun-tahun, mengingat bencana tersebut juga telah menghancurkan banyak lapangan bisnis.
Gubernur Hawaii, Josh Green, menyatakan bahwa proses pemulihan akan sangat rumit. Pasalnya, kebakaran hutan ini disebut-sebut sebagai bencana alam terparah yang pernah melanda Hawaii.
"Meskipun proses pemulihan akan sulit, kami ingin memastikan bahwa orang-orang bisa kembali ke rumah mereka dan kami akan berusaha keras untuk menjaga keamanan mereka. Saat ini situasi masih sangat berbahaya,” sebutnya dilansir dari Reuters.