Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara (Korut) mengecam pengawas nuklir PBB, IAEA (The International Atomic Energy Agency), karena menyetujui rencana Jepang untuk membuang air olahan pembangkit nuklir Fukushima.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyetujui rencana Jepang untuk melepas air olahan dari pembangkit nuklir yang pernah dilanda tsunami ke laut untuk beberapa dekade mendatang.
Rencana tersebut menimbulkan kekhawatiran di negara-negara tetangga. China, misalnya, melarang beberapa impor makanan dari Jepang. Sementara, Korea Selatan memprotes persetujuan itu.
“Pelepasan air yang diolah akan memiliki dampak buruk yang fatal pada kehidupan manusia dan keamanan dan lingkungan ekologis,” jelas seorang pejabat dari Kementerian Perlindungan Lingkungan Korea Utara dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh Kantor Berita Pusat Korea.
"Masalahnya adalah perilaku tidak masuk akal dari IAEA yang secara aktif memimpin dan memfasilitasi pembuangan air yang tercemar nuklir yang diproyeksikan oleh Jepang," tambah pernyataan itu seperti dilansir CNA.
Sekitar 1,33 juta meter kubik air tanah, air hujan, dan air yang digunakan untuk pendingin telah terakumulasi di pembangkit nuklir Fukushima. Beberapa reaktor pembangkit nuklir tersebut mengalami kehancuran setelah tsunami pada 2011 membanjiri sistem pendinginnya.
Baca Juga
Operator pabrik mengolah air untuk menghilangkan hampir semua unsur radioaktif kecuali tritium dan berencana mengencerkannya sebelum membuangnya ke laut selama beberapa dekade.
Protes muncul saat Kepala IAEA Rafael Grossi mengakhiri kunjungan tiga harinya ke Seoul, Korea Selatan dalam pertemuan dengan anggota parlemen oposisi yang mengkritik rencana pembebasan tersebut.
Pada Sabtu (8/7/2023), Grossi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Park Jin, untuk memberi pengarahan tentang temuan agensinya, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Park meminta kerja sama aktif dari IAEA untuk verifikasi keselamatan dan jaminan publik.
pertemuan itu, Grossi mengatakan IAEA akan tetap berada di pabrik Fukushima untuk memastikan keselamatan di setiap langkah.