Setelah Kremlin mengalami insiden drone sebagai dugaan upaya Ukraina pada kehidupan presiden, meski disangkal Kyiv, politisi dari seluruh Rusia menyerukan balas dendam agar Moskow menuntut operasi militer khusus di Ukraina dilakukan dengan cara yang jauh lebih keras.
Sementara itu, Barat mempertanyakan kepada Rusia terkait pilihan lain yang tersisa untuk melakukan eskalasi, selain menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina, sebuah rencana yang bahkan belum didukung oleh banyak nasionalis garis keras Rusia.
Moskow masih memiliki beberapa opsi untuk meningkatkan serangan, meskipun akan dikutuk sebagai barbar dan ilegal di Barat.
Opsi rencana Rusia tersebut antara lain, seperti menargetkan administrasi kepresidenan Ukraina dan gedung pemerintah lainnya di pusat Kyiv dan secara terbuka mencoba membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan anggotanya, seperti tim dalam kampanye yang ditargetkan.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Vladimir Solovyov, salah satu komentator TV pro-Kremlin paling terkemuka, keduanya memperdebatkan tindakan itu setelah insiden drone.