Saling Menyalahkan
Pada episode berikutnya, Pemilu 2019 ternyata tidak menyurutkan konflik di tubuh partai tersebut. Apalagi setelah melihat hasil kontestasi politik dan kenyataan Hanura terpuruk.
Bahkan tidak hanya di Senayan, di tingkat DPRD DKI Jakarta sekalipun parpol itu tidak lagi punya wakil sebagai akibat dari konflik di internal partai.
OSO dalam beberapa kesempatan menyalahkan Wiranto atas kegagalan Hanura mendapatkan kursi di parlemen untuk periode 2019-2024.
Tidak tinggal diam, Wiranto menyatakan dirinya adalah yang paling sedih atas kegagalan Hanura melenggang ke Senayan meski tidak secara langsung menyalahkan OSO. Wiranto hanya meminta semua pihak untuk introspeksi diri dan tidak saling menyalahkan.
Hanya saja dia berterus terang bahwa dirinya telah bersalah karena menunjuk OSO menjadi Ketua Umum Hanura.
Konflik di antara keduanya kembali memuncak. OSO sebagai Ketua Umum Hanura mengambil kebijakan mendepak Wiranto dari kursi Ketua Dewan Pembina Partai Hanura. Di sisi berseberangan, Wiranto bersama barisan pendukungnya pun mendesak OSO untuk mengundurkan diri.
Kubu Wiranto mengancam akan mengadakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) sebagai tandingan dari Munas yang mengukuhkan OSO sebagai Ketua Umum Hanura periode 2010-2024.
Baca Juga
Wiranto ke Gerindra
Usai didepak OSO, Wiranto mengaku condong ke Partai Gerindra setelah dirinya menyatakan keluar dari Partai Hanura.
Wiranto mengatakan banyak partai politik yang berasaskan nasionalis seperti Partai Gerindra. Meski begitu, menurutnya, hanya Gerindra yang betul-betul menghormati pesan para pendiri bangsa Indonesia.
"Mengapa saya condong ke Partai Gerindra walaupun banyak partai yang memiliki unsur nasionalis? Karena memang saya melihat Partai Gerindra ini betul-betul menghormati, menghargai para pendahulu kita," ujar Wiranto di di kediaman Prabowo, Padepokan Garuda Yaksa Hambalang, Bogor, Senin (1/5/2023).
Dia berpendapat, para pendiri bangsa melalui pembukaan UUD 1945 sudah menyampaikan keinginan setelah Indonesia merdeka. Terutama yang tertulis dalam alinea kedua, yaitu ingin Indonesia yang berdaulat serta adil dan makmur.
"Bahwa Partai Gerindra ini sudah menangkap aspirasi para pendahulu kita dan ingin mewujudkan perjuangan Indonesia bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Indonesia Raya," ucap mantan panglima TNI itu.