Bisnis.com, JAKATA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih memberikan izin ekspor konsentrat tembaga bagi PT Freeport Indonesia (PTFI) sampai dengan Mei 2024.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif usai menggelar rapat terbatas untuk membahas mengenai kelangsungan izin ekspor tembaga oleh PT Freeport Indoneisa (PTFI).
Arifin memastikan bahwa Pemerintah telah merestui langkah ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI) pada Juni 2023, dimana langkah ekspor tersebut disetujui sampai Mei 2024.
Dia menjelaskan secara aturan Freeport Indonesia tidak berhak mendapatkan ekspor pada Juni 2023. Hal itu tertuang dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).
Namun, pemerintah mempertimbangkan beberapa hal diantaranya adalah dampak pandemi Covid-19 yang menghambat pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan mineral (smelter).
"Kedua mengenai juga masalah produktivitas di sana terkait tenaga kerja itu memang sekarang percepat supaya si pembangunan smelter segera diselesaikan, ya target selesai Mei 2024," tandasnya.
Baca Juga
Dengan target penyelesaian smelter sampai Mei 2024, maka dari itu kegiatan ekspor konsentrat tembaga sampai Mei 2024.
“Iya [sampai Mei 2024] dengan catatan," pungkas Arifin.
Arifin mengamini bahwa PT Freeport Indonesia (PTFI) telah melakukan negosiasi supaya tetap memperoleh izin ekspor konsentrat tembaga. Adapun negosiasi tersebut juga disertai syarat-syarat tertentu.
"Iya [Freeport lakukan negosiasi] tetapi dengan syarat-syarat tertentu pastinya. Antara lain, harus ada kewajiban yang harus dia dikompensasikan,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Jumat (28/4/2023).
Dia melanjutkan syarat-syarat lainnya, adalah terkait dengan kewajiban pembangunan smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur. Menurutnya, negosiasi tersebut memang ada kaitannya dengan pembangunan smelter baru tersebut.
"Sementara ini kan progresnya bulan ini sudah 60 persen, tetapi kan memang harusnya secara aturan harus selesai 2023. Cuma kan tadi disampaikan kita angkat juga isu kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan di situ juga partnership-nya kan antara Indonesia dengan Freeport," katanya.
Oleh sebab itu, dia menyampaikan untuk konsekuensinya PT Freeport Indonesia harus mempercepat perkembangan pembangunan smelter di Gresik semaksimal mungkin.
Kendati demikian, Arifin mengakui jika PT Freeport tetap melakukan upaya pembangunan. Hal itu dibuktikan melalui modal yang sudah dihabiskan PTFI sebesar US$1,5 miliar dari target US$2,4 miliar.
"Sekarang dengan 60 persen spending-nya udah cukup besar, mungkin sudah US$1,5 miliar lebih dari target US$2,4 miliar. Itu juga menunjukan adanya upaya membangun. Kan kalau enggak jadi membangun aset itu terbengkalai," ucapnya.
Alhasil, Arifin menyebutkan atas dasar tersebut pemerintah mempertimbangkan untuk memberikan waktu tambahan pembangunan smelter. Sehingga, ekspor konsetrat tembaga tetap boleh dilakukan pada Juni 2023.
Sebelumnya, Freeport McMoRan, pemegang 48,76 persen saham PT Freeport Indonesia, mengungkapkan bahwa Freeport Indonesia tengah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia untuk kelanjutan ekspor konsentrat tembaga setelah Juni 2023.
CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson menyebut, pihaknya tengah berdiskusi dengan Pemerintah Indonesia untuk memperoleh persetujuan kelanjutan ekspor konsentrat tembaga setelah 10 Juni 2023 mendatang sampai pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga baru di Manyar, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, beroperasi penuh pada 2024 mendatang.