Bisnis.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam tengah merancang pengembangan moda Light Rail Transit (LRT) di Batam. Targetnya yakni setelah pembangunan jalan dan pelabuhan selesai.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan LRT ini untuk mengakomodir pertumbuhan ekonomi dan penduduk Batam yang semakin pesat.
"Setelah jalan selesai dan pelabuhan selesai, saya ingin menyiapkan transportasi massal berbentuk LRT di Kota Batam," ujarnya Selasa (25/4/2023) di Batam.
LRT ini merupakan upaya untuk mengurangi kemacetan. "Meskipun jalan sudah dibuat lima lajur, tapi jika tidak diimbangi transportasi massal, akan berdampak pada kemacetan dalam beberapa tahun ke depannya," tegasnya.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengungkapkan proyek ini telah masuk ke proses penyiapan dokumen atau tahap perencanaan proyek. Proses ini ditargetkan akan rampung pada bulan Mei mendatang.
Setelah selesai, akan masuk ke tahap penyiapan dokumen lelang yang kurang lebih akan memakan waktu 3 hingga bulan. "Sehingga lelang ditagetkan di akhir 2023," ujarnya.
Baca Juga
Sebenarnya program LRT ini telah digaungkan sejak era BP Batam masih dipimpin Lukita Dinarsyah Tuwo pada tahun 2017. Saat itu, BP Batam telah menyiapkan trase LRT yang terdiri dari 2 koridor.
Koridor pertama mulai dari Tanjunguncang, kemudian melewati 19 stasiun hingga Batamcentre. Total anggarannya Rp 3.3 triliun. Lalu koridor kedua akan dibangun dari Bandara Hang Nadim, kemudian melewati 25 stasiun menuju Batuampar. Total anggaran untuk koridor kedua adalah Rp 3.7 triliun.
Namun, sayangnya proyek tersebut ditolah oleh DPR RI, karena dianggap kemahalan. (K65)