Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa latihan militer Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) telah melewati batas bahaya dan tidak dapat ditolerir.
Pyongyang menyalahkan AS atas runtuhnya sistem kontrol senjata internasional. Korut mengatakan bahwa senjata nuklirnya merupakan tanggapan untuk memastikan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Pernyataan Korea Utara kemungkinan dipicu oleh latihan militer antara AS dan Korea Selatan, seperti dilansir dari TASS, Minggu (5/3/2023). Militer kedua negara berencana untuk melakukan Freedom Shield, latihan komando yang disimulasikan komputer, pada 13-23 Maret 2023.
Baca Juga
Secara bersamaan, latihan lapangan gabungan Warrior Shield yang ukurannya sebanding dengan latihan besar terbaru Foal Eagle. Latihan itu sempat dihentikan pada tahun 2019 ketika mantan pemerintahan Korea Selatan mencari upaya diplomatik dengan Korea Utara.
Korea Utara telah menegaskan kembali bahwa pihaknya akan menanggapi dengan cara yang sama terhadap setiap provokasi dari AS, Korea Selatan atau Jepang, termasuk latihan. Korea Utara telah beberapa meluncurkan rudal artileri ke pantai Korea Selatan setelah terlihat melakukan latihan militer bersama AS.
Rudal Korea Utara juga beberapa kali menghantam perairan Jepang hingga Perdana Menteri Jepang meminta agar persoalan rudal Korea Utara turut dibahas dengan Dewan Keamanan PBB.