Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prayut Chan-o-cha Pilihan Populer di Bangkok untuk Jadi PM Thailand

Prayut Chan-o-cha mendapatkan dukungan dari kandidat utama Paetongtarn Shinawatra dalam survei untuk jadi PM Thailand. 
Jokowi saat bertemu dengan Prayut Chan-o-cha di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 Asean/Istimewa
Jokowi saat bertemu dengan Prayut Chan-o-cha di sela-sela pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 Asean/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mendapat dukungan dari kandidat utama Paetongtarn Shinawatra dalam survei terbaru tentang pilihan utama Thailand untuk perdana menteri.

Hal ini menunjukkan bahwa mantan pemimpin kudeta itu adalah pilihan paling populer di ibu kota Bangkok, seperti dilansir dari CNA, Selasa (21/2/2023). 

Pendatang baru politik Paetongtarn, putri mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang digulingkan, didukung oleh 28,5 persen dari 1.571 responden. Lalu diikuti oleh Prayut dengan 25,7 persen, dalam survei 17-18 Februari oleh Super Poll yang dirilis pada Senin (20/2/2023). 

Pemilihan yang dijadwalkan pada bulan Mei nanti, survei tersebut akan menjadi dukungan bagi mantan panglima militer Prayut (68) yang memperoleh kurang dari setengah dukungan Paetongtarn (36) dalam jajak pendapat sejak September oleh Lembaga Administrasi Pembangunan Nasional.

Survei oleh Super Poll, sebuah lembaga riset swasta, menunjukkan Prayut sebagai pilihan utama di Bangkok di antara sepertiga dari survei, sementara Paetongtarn dipilih oleh 21,3 persen responden di ibu kota.

Paetongtarn adalah pilihan 29,9 persen warga Thailand di luar Bangkok, dibandingkan dengan Prayut yang hanya 24,3 persen.

Pemilu akan menampilkan persaingan sengit selama 17 tahun kekacauan politik yang terus-menerus terjadi di ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu.

Partai Pheu Thai Paetongtarn sebelumnya telah memenangkan setiap pemilu dalam dua dekade terakhir, menarik kekuatan elektoral utama mereka dari wilayah timur laut negara yang padat penduduk dan sebagian besar pedesaan. 

Akan tetapi, tiga dari pemerintahannya telah dicopot dari jabatannya, melalui kudeta militer dan keputusan pengadilan.

Prayut, yang telah beralih ke partai baru, memimpin kudeta terhadap pemerintahan Yingluck Shinawatra, bibi Paetongtarn pada 2014 dan berkuasa sejak saat itu.

Pada akhir pekan, Paetongtarn mengatakan bahwa intervensi militer telah membuat Thailand mundur dan mengatakan sudah waktunya reformasi yang lebih besar untuk mengatasi masalah yang semakin parah. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper