Disorot Ma'ruf Amin
Dikutip dari laman BMKG, InaTEWS berfungsi sebagai penyedia informasi mitigasi mengenai tsunami di Samudera Hindia.
Sistem tersebut dikoordinasikan oleh Komisi Oseanografi Antarpemerintah atau Intergovernmental Oceanographic Commisson (IOC) dari Unesco.
Sementara itu, dikutip dari 'InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System): Konsep dan Implementasi' pada 2010, latar belakang pengembangan InaTEWS di antaranya berangkat dari bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada 2004 silam.
Proyek tersebut awalnya merupakan proyek nasional yang melibatkan berbagai institusi pemerintahan dalam bentuk kementerian/lembaga, serta dukungan dari tenaga ahli institusi pendidikan.
Secara desain, informasi InaTEWS akan didapatkan melalui jaringan pengamatan darat yang mendeteksi gempa bumi yakni secara seismik dan jaringan GPS, serta jaringan pengamatan laut yang mendeteksi tsunami dengan di antaranya alat terapung atau buoys dan pasang surut (tide gauges).
Cara kerjanya, BMKG sebagai operator akan memasang decision support system atau DSS yang mampu mengolah informasi dari sistem pemantauan darat maupun laut tentang risiko tsunami setelah terjadinya gempa.
DSS akan memberikan rekomendasi kepada petugas on duty berupa tingkatan maupun waktu pemberian peringatan.
Untuk diseminasi informasi peringatan tsunami, BMKG wajib menyiapkan dan mengeluarkan peringatan yang selanjutnya didiseminasi ke masyarakat oleh institusi lain.
Oleh karena itu, setelah 5 menit pertama gempa, maka diseminasi informasi dari BMKG harus disampaikan oleh institusi terkait pada daerah yang terancam terjadi tsunami.
Disorot Ma’ruf Amin
Sebelumnya, beredar kabar bahwa tujuh alat pendeteksi tsunami di Indonesia milik BRIN mati. Padahal, alat tersebut dipasang di beberapa titik lokasi rawan tsunami.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa alat pendeteksi tsunami sangat penting guna upaya peringatan dini bencana tersebut.
"Saya kira alat-alat itu penting untuk diperbaiki karena sering terjadi tsunami," terangnya pada keterangan pers usai menyampaikan kuliah umum kepada Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) di Gedung Maspardi, AAL Surabaya, Senin (6/2/2023).
Tidak hanya itu, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyinggung soal anggaran perbaikan alat-alat tersebut. Dia menilai hal itu tidak masalah karena bisa dilakukan secara bertahap.
Oleh sebab itu, Ma’ruf menekankan pentingnya keberadaan dan fungsi peran alat deteksi tsunami itu.
"Penting peran alat-alat itu [sehingga] harus ada, paling tidak berfungsi untuk memberikan aba-aba [atau] peringatan dini," jelasnya.