Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rangkuman Perang Rusia vs Ukraina, Kejam! Ratusan Ribu Anak Ukraina Diangkut Paksa Rusia

Ombudsman Ukraina berasumsi bahwa ratusan ribu anak Ukraina dideportasi secara paksa.
Tim penyelamat berada di lokasi pusat perbelanjaan yang terkena serangan rudal Rusia di Kremenchuk, di wilayah Poltava, Ukraina, Senin (27/6/2022). Reuters/Anna Voitenko
Tim penyelamat berada di lokasi pusat perbelanjaan yang terkena serangan rudal Rusia di Kremenchuk, di wilayah Poltava, Ukraina, Senin (27/6/2022). Reuters/Anna Voitenko

Bisnis.com, JAKARTA – Perang Rusia vs Ukraina memasuki hari ke-303. Ratusan ribu anak Ukraina dilaporkan telah dideportasi secara paksa ke negara Putin (Rusia).

Dilansir dari The Guardian pada Jumat (23/12/2022) Ombudsman Ukraina, Dmytro Lubinets mengatakan bahwa jumlah anak yang telah dideportasi secara paksa ke Rusia ini bisa mencapai ratusan ribu.

"Bahkan pihak berwenang telah menetapkan identitas lebih dari 13.000 anak yang dideportasi ke Rusia," kata komisioner hak asasi manusia parlemen Ukraina di televisi.

"Tidak tahu jumlah pastinya anak-anak Ukraina yang dibawa pergi. Namun, menurut data kami, kami dapat berasumsi bahwa ratusan ribu anak Ukraina dideportasi secara paksa," sambungnya.

Selain itu, dilaporkan bahwa penyelidik juga telah menemukan sebuah bukti berupa sel di dalam ruang penyiksaan di Kherson yang baru saja dibebaskan. Pada tempat itulah anak-anak diduga ditahan dan dianiaya.

"Setelah pembebasan wilayah Kherson, penyelidik juga telah mengunjungi kota Kherson, dan melihat ruang penyiksaan di sana," sebut Lubinets, mengutip The Guardian pada Jumat (23/12/2022).

"Menurut kesaksian orang-orang yang ditahan di sana, terdapat sel terpisah untuk anak-anak. Itulah yang disebut dengan kamar anak-anak. Itu tidak berbeda dengan sel lain, melainkan berada di ruang bawah tanah yang sangat dingin dan lembab," lanjutnya.

Disamping itu, kabar mengejutkan justru datang dari presiden Rusia, Vladimir Putin. Pada Kamis (22/12/ 2022) waktu setempat, dia mengatakan bahwa dirinya ingin menghentikan perang dengan Ukraina.

"Tujuan kami bukan untuk memutar roda konflik militer, tetapi sebaliknya, untuk mengakhiri perang ini. Kami juga akan berusaha untuk mengakhiri ini, dan tentu saja lebih cepat lebih baik," sebut presiden Rusia itu.

Kemudian niat keinginan Putin ini tampaknya tidak akan ditanggapi dengan baik oleh Ukraina, AS, maupun para sekutu. Pasalnya Putin tak hanya kali ini mengeluarkan statement seperti itu.

Selain itu, Putin juga menyebut bahwa bantuan rudal Patriot yang diberikan Amerika Serikat (AS) kepada pihak Zelensky tidak akan membantu mereka dalam menyelesaikan konflik. Bagi Putin, rudal Patriot tidak mampu mencegah Rusia dalam mencapai tujuannya.

Rangkaian peristiwa perang Rusia- Ukraina hari ke-303:

– Zelensky pulang ke Ukraina dengan hasil baik

Setelah bertemu dengan Joe Biden dan berpidato di Kongres AS, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Joe Biden atas bantuan, kepemimpinan internasionalnya, dan tekadnya untuk menang.

– Zelensky anggap bantuan AS sebagai kunci kemenangan perang

Zelensky dalam pidatonya ketika kongres mengatakan bahwa dukungan dan bantuan dari AS yang berkelanjutan menjadi kunci kemenangan akhir. 

Kemudian dia mengatakan bahwa perjalanannya ke AS itu menjadi yang pertama sejak invasi Rusia ke Ukraina. Kunjungannya dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa kepemimpinan DPR dari Partai Republik yang akan datang mungkin menentang proposal untuk tambahan senjata dan bantuan lain senilai $45 miliar tahun depan .

– AD beri US$1,85 miliar dan rudal Patriot untuk Ukraina

Amerika Serikat mengumumkan bantuan lebih lanjut akan diberikan, yakni sebesar US$1,85 miliar termasuk, rudal pertahanan udara Patriot untuk melindungi infrastruktur Ukraina, yang telah dilumpuhkan oleh serangan Rusia.

– AS berlakukan sanksi baru ke 19 entitas AL Rusia

"AS memberlakukan sanksi baru terhadap 10 entitas angkatan laut Rusia atas operasi Rusia terhadap pelabuhan Ukraina," kata menteri luar negeri AS, Antony Blinken.

"Terdapat enam entitas yang ditargetkan dalam sanksi terbaru yang ditunjuk untuk beroperasi atau telah beroperasi,baik di sektor pertahanan dan material terkait serta sektor kelautan ekonomi Rusia," sambungnya.

– Putin yakin pihaknya mampu menghancurkan rudal Patriot

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa pertahanan udara Patriot yang  baru disuplai AS ke Ukraina adalah sistem senjata lama yang dapat dihancurkan dengan mudah oleh Rusia. 

“Pertahanan udara Patriot adalah sistem yang sudah ketinggalan zaman,” kata Putin kepada wartawan di Moskow. Selain itu, Putin juga menambahkan bahwa sistem S-300 Rusia lebih unggul dibandingkan dengan rudal Patriot asal AS itu.

– Putin sebut perang dapat diakhiri dengan negosiasi

Menjawab pertanyaan tentang kemungkinan mengakhiri perang dengan Ukraina melalui jalur diplomatik, Putin mengatakan bahwa semua konflik bersenjata bisa saja berakhir melalui negosiasi . 

Selain itu, Kremlin mengatakan pasokan sistem rudal Patriot AS ke Kyiv tidak akan berkontribusi untuk menyelesaikan konflik antara Rusia dan Ukraina dan tidak akan mencegah Rusia dalam mencapai tujuannya.

– Inggris kutuk Korut yang disebut-sebut beri senjata Rusia

Menteri luar negeri Inggris, James Cleverly, mengutuk Korea Utara dan mengatakan bahwa beralihnya Putin ke Korut untuk mendapatkan senjata merupakan sebuah tanda keputusasaan dan isolasi Rusia.

– Serangan bom mobil tewaskan seorang pejabat 

Seorang pejabat yang ditempatkan Rusia di bagian wilayah Kherson selatan Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan Rusia tewas pada  Kamis (22/12/2022) dalam serangan bom mobil.

Pemerintah Lokal pro-Moskow Andrei Shtepa, kepala desa Lyubimovka yang pro-Rusia di wilayah Kherson, dilaporkan meninggal setelah sebuah mobil meledak.

– Jerman tangkap pegawai intelijen yang diduga berkhianat menyebarkan informasi ke Rusia

Pihak berwenang Jerman mengatakan bahwa pihaknya telah menangkap seorang pegawai dinas intelijen luar negeri negara itu karena dicurigai melakukan pengkhianatan. Dia diduga telah membeberkan informasi ke Rusia.

"Tersangka tersebut dilaporkan merupakan seorang warga negara Jerman yang diidentifikasi sebagai Carsten L, dia ditangkap di Berlin pada hari Rabu," kata jaksa federal . 

Penangkapan ini terjadi setelah beberapa hari sebelumnya Austria mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi seorang warga negara Yunani yang berusia 39 tahun dan dicurigai sebagai seorang mata-mata Rusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ileny Rizky
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper